Sukses

Polisi Dinilai Lambat Usut Kasus Siswi SD Dicolok Tusuk Pentol di Gresik, Dua Bulan Tanpa Kejelasan

Ketua Komisi Perlindungan Anak Jawa Timur Febri Kurniawan Pikulun menyebut, Polres Gresik lambat dalam penanganan perkara dugaan bullying atau perudungan siswi SD yang dicolok matanya dengan tusuk pentol bakso.

Liputan6.com, Gresik - Ketua Komisi Perlindungan Anak Jawa Timur Febri Kurniawan Pikulun menyebut, Polres Gresik lambat dalam penanganan perkara dugaan bullying atau perudungan siswi SD yang dicolok matanya dengan tusuk pentol bakso.

"Pada intinya Komnas prihatin dengan proses penyelidikan - penyidikan yang terkesan lama," ujarnya, Senin (23/10/2023).

Menurutnya, dengan kasus semacam ini yang melibatkan anak di bawah umur, bagi polri yang memiliki komponen yang lengkap sangatlah mudah.

Febri mengatakan, barang bukti pendukung berupa rekaman video dan bukti visum psikologi dari Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jatim yang diajukan oleh Komnas Perlindungan Anak juga telah diserahkan ke penyidik.

"Seharusnya polisi dapat segera menuntaskan kasus tersebut dalam satu bulan ini. Sehingga apa, ketika sudah ditetapkan pelakunya, maka segera dilakukan perdamaian antara pelaku dan korban," ucapnya.

"Supaya apa, supaya kasus ini tidak mengambang. Kasus gampang kayak gini kok kaya mau ngurusi kasus perjudian online," pungkas Febri.

Terpisah, pengacara korban, Abdul Malik hanya menyatakan jika proses pidana perkara itu tetap jalan. Namun, ia mengakui belum mengetahui tentang perkembangan kasus tersebut.

"Pidana tetap jalan. Kemarin Kompolnas di Gresik," ujarnya.

Malik sebelumnya juga pernah mengeluhkan tentang lambatnya penanganan perkara yang menimpa siswi SD di Gresik tersebut. Malik menyatakan, hingga kini pihaknya belum mendapatkan kabar terkait dengan perkembangan penyidikan kasus tersebut.

Ia bahkan mengaku dicueki oleh Kapolres Gresik saat menagih perkembangan kasus tersebut.

"Saya WA Kapolres saja tidak dibalas. 'Mas bukti-bukti sudah saya tunjukkan ke ini...ini, mohon dibantu saya mau silahturahmi, gak direken (dicueki)', bahaya ini," ucapnya.

 

2 dari 3 halaman

Ingin Keluarga Pelaku Minta Maaf

Ia menambahkan, dalam perkara ini sebenarnya pihaknya tak mau melajutkan perkara itu. Namun, pihaknya menginginkan agar keluarga pelaku lebih dulu mengakui dan melakukan permintaan maaf pada keluarga korban. Jika itu terjadi, maka ia memastikan akan mencabut laporan polisi.

"Kita itu sebenarnya tidak mau kasus ini berlanjut, karena ini kan melibatkan anak-anak. Tapi kita butuh mereka (keluarga pelaku), mengakui terlebih dahulu dan melakukan permintaan maaf. Setelah itu, baru perkara ini akan kita cabut laporan polisinya," ujarnya.

Ia pun menyayangkan langkah polisi yang terkesan jalan di tempat saja terkait kasus ini. Sebab, meski pengakuan korban sudah diberikan pada penyidik, namun tidak ada kemajuan penyidikan dalam perkara itu.

3 dari 3 halaman

Naik ke Penyidikan

Diketahui, hampir dua bulan kasus dugaan bullying atau perudungan siswi SD di Gresik yang dicolok matanya dengan tusuk cilok, masih ditangani oleh polisi.

Informasi yang dihimpun, kasus dengan nomor laporan polisi (LP) LP/B/349/VIII/2023/SPKT/Polres Gresik/Polda Jawa Timur, tertanggal 28 Agustus 2023, tersebut sudah menaikkan status dari penyelidikan menjadi penyidikan.

Dari proses penyidikan ini, polisi sudah melakukan beberapa proses seperti, mendatangi tempat kejadian perkara (TKP), melakukan pemeriksaan terhadap korban beserta orangtuanya, 1 saksi penjemput, Kepala Sekolah, 2 oenjaga sekolah, 10 guru dan pegawai TU, 1 operator CCTV, 35 Siswa SD, dan 4 saksi ahli medis.

Selain itu, polisi juga telah melakukan pemeriksaan psikologi korban, menyita sejumlah barang bukti termasuk diantaranya hasil laboratorium forensik DVR dari CCTV. Terakhir, polisi juga melakukan visum et repertum terhadap korban.