Sukses

Ustazah di Sidoarjo Ditemukan Tewas Jadi Korban Pembunuhan, Tangan Terikat dan Leher Terjerat

Seorang guru ngaji wanita atau ustazah bernama Askurnia (59), warga Desa Magersari Sidoarjo, diduga menjadi korban perampokan, pembunuhan disertai penganiayaan. Dia ditemukan meninggal dunia di dalam rumahnya dengan kondisi tidak wajar.

Liputan6.com, Sidoarjo - Seorang guru ngaji wanita atau ustazah bernama Askurnia (59), warga Desa Magersari Sidoarjo, diduga menjadi korban perampokan, pembunuhan disertai penganiayaan. Dia ditemukan meninggal dunia di dalam rumahnya dengan kondisi tidak wajar.

"Pertama kali yang menemukan adalah anak kandung korban bernama Wawan. Korban ditemukan dengan leher terjerat tali dan kedua tangannya juga terikat," ujar Kasat Reskrim Polresta Sidoarjo, Kompol Tiksnarto Andaru Rahutomo, ditulis Senin (6/11/2023).

Dari penyelidikan sementara, lanjut Andaru, korban diduga meninggal akibat adanya kekerasan. Namun, pihaknya belum bisa memastikan penyebab kematian korban karena masih menunggu hasil penyelidikan lebih lanjut.

"Kita belum bisa memastikan penyebab kematian korban, masih kami dalami. Yang jelas korban meninggal akibat adanya kekerasan, kami masih olah TKP, nanti perkembangan akan kami laporkan, apa-apa saja barang yang hilang," ucapnya.

Sedangkan terkait motif pembunuhan ini, kata Andaru, pihak kepolisian belum bisa menentukannya. Sejauh ini baru diketahui satu unit motor milik korban yang hilang.

"Sementara yang bisa kami temukan hanya motor saja yang hilang, sedangkan barang-barang yang lain, kami masih koordinasi dengan anak korban, yang saat ini masih dalam pemulihan mental sehingga belum bisa ditanya," ujarnya.

Kini kasus dugaan perampokan yang mengakibatkan korban meninggal masih dalam penyelidikan polisi. Jenazah korban sudah dievakuasi ke Rumah Sakit Bhayangkara Pusdik Gasum Porong, untuk diotopsi.

2 dari 3 halaman

Keterangan Saksi

Salah satu saksi mata yang juga merupakan tetangga korban, Yanuar mengatakan, sekitar 07.00 WIB, anak korban datang di rumah korban. Anak korban setiap pekan Sabtu atau Minggu datang menengok ibunya yang tinggal sendirian.

"Pagi tadi itu Wawan anak korban terlihat di rumah. Tidak lama kemudian Wawan keluar sepertinya mencari tangga untuk membetulkan atap genteng rumah bagian belakang yang terlihat hilang sekitar tiga biji," ucapnya.

Setelah balik ke rumah sambil membawa tangga pinjam dari rumah pamannya bernama Puryanto, Wawan tidak langsung masuk karena pintu depan terkunci. Wawan kemudian istirahat di depan sekitar 10 menit.

"Saat melepas lelah habis memanggul tangga depan rumah, anak korban mendengar sayup-sayup mamanya minta tolong. Karena pintu depan terkunci, dia tidak bisa masuk," ujar Yanuar.

Tidak lama kemudian, kata Yanuar, motor milik Wawan yang diparkir samping rumah, di bawah kabur seseorang lengkap dengan jaket dan helmnya.

Wawan yang mengetahui motornya dicuri orang, langsung mengejarnya, namun tidak berhasil mendapatkannya. Wawan kemudian masuk rumah dan melihat kondisi ibunya sudah bersimbah darah dibagian mulutnya dan seperti habis dijerat dengan tali tas.

3 dari 3 halaman

Pelaku Dikira Anggota Keluarga

"Melihat kondisi ibunya sudah bersimbah darah dan sudah meninggal, Wawan histeris dan pamannya yang punya tangga datang. Kemudian keduanya lapor ke polisi," ucap Yanuar.

Warga lainnya juga mengaku melihat terduga pelaku membawa motor anak korban. Warga mengira yang membawa motor itu masih keluarga korban.

"Tadi ada lihat orang bawa motor anak korban melaju arah timur. Nah, warga juga mengira dia keluarga korban, bukan terduga pelaku perampokan," ujar Yanuar.

Yanuar menduga, terduga pelaku perampokan dan pembunuhan itu sudah bersembunyi menyelinap atau berada di rumah korban.

"Pagi anaknya datang lalu keluar mencari sesuatu, begitu datang motor diparkir, lalu dibawa kabur oleh orang dan ibunya juga ditemukan meninggal," ucapnya.