Liputan6.com, Surabaya - Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) Ma’mun Murod, dikukuhkan sebagai guru besar Ilmu Politik di Aula KH A Azhar Basyir Gedung Cendekia UMJ Jakarta.
Ma’mun ditetapkan sebagai profesor berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia Nomor : 37257/M/07/23.
Advertisement
Ma’mun merupakan guru besar ke-20 yang dimiliki UMJ dengan angka kredit sebesar 851,50.
Wakil Rektor I UMJ Muhammad Hadi mengatakan, dikukuhkannya Ma’mun menjadi kebanggaan bagi UMJ karena Ma’mun merupakan dosen produktif yang pemikirannya banyak dirujuk melalui buku, jurnal dan tulisan di media massa.
Ketua Badan Pembina Harian UMJ Abdul Mu’ti menambahkan, Ma’mun merupakan dosen yang sangat produktif dan gagasan yang disampaikan pada orasi ilmiah dinilai luar biasa dan mengandung kritik tajam.
“Dengan pengukuhan ini kami yakin bahwa perkembangan kampus UMJ akan semakin dirasakan manfaatnya secara langsung oleh seluruh masyarakat,” ungkapnya.
Menurutnya, pengukuhan guru besar ini menunjukkan bahwa dua sayap besar Islam di Indonesia telah melahirkan intelektual yang dapat melintas dua ormas yaitu Ma’mun, kader Muhammadiyah yang berlatar belakang keluarga Nahdlatul Ulama.
“Kita dalam berbagai hal memang harus memperkuat kekuatan-kekuatan yang didukung oleh sayap Islam yang moderat. Ini menjadi bagian penting dari peningkatan kualitas UMJ untuk mencerdaskan umat dan kehidupan bangsa,” pungkas Mu’ti.
Jadi Teladan Bangsa
Kepala LLDIKTI Wilayah III Toni Toharudin menyatakan, pengukuhan guru besar Ma’mun merupakan prestasi dan kebanggaan bagi LLDIKTI Wilayah 3.
“Prof Ma’mun telah membuktikan kemampuan, keahlian dan kontribusi luar biasa dalam bidang ilmu politik,” ungkapnya.
Toni bertutur bahwa Ma’mun adalah akademisi yang layak dijadikan teladan bagi anak bangsa karena dapat memadukan dunia akademis, aktivis, dan pesantren. Terlebih, saat ini telah menyandang gelar guru besar yang memiliki peran penting sebagai bagian dari penentu arah kehidupan bangsa.
“Dunia politik Indonesia saat ini sedang menghadapi tantangan dan persoalan kompleks seperti korupsi dan lain-lain. Oleh karenanya dibutuhkan peran guru besar untuk turut serta dalam mengupayakan politik berkeadaban agar menghasilkan pemimpin berkualitas dan jujur,” ungkapnya.
Advertisement