Liputan6.com, Surabaya -D Wakil Ketua Umum PSSI Zainudin Amali menyebut, banyaknya kritik suporter di media sosial paska pertandingan timnas Indonesia U-17 melawan Ekuador di laga perdana Piala Dunia U-17, tidak mengganggu skuad Garuda Muda.
Anak asuh Bima Sakti tersebut justru menanggapi kritik itu dengan santai. Hal itu juga sebagai bekal untuk mendewasakan diri.
Baca Juga
"Mereka bilang, ini mendewasakan kami. Namanya juga main bola. Ada yang suka, ada yang gak suka. Kami memahami keinginan publik. Ekspektasi publik sangat besar. Ini pertama tim main di Piala Dunia. Secara mental insyaallah," ujar Zainuddin Amali di Surabaya, Minggu (12/11/2023).
Advertisement
Zainudin Amali memastikan jajaran pelatih telah mengevaluasi para pemain. Mulai dari fisik, teknik hingga mental. Khusus mental, Garuda Muda sempat didatangi eks pemain Belgia Radja Nainggolan.
"Kemarin pagi anak-anak timnas dikunjungi salah satu bintang Eropa, Radja Nainggolan. Datang memberi semangat," ucapnya.
Zainudin juga memberi motivasi kepada penggawa timnas. Intinya, kalau di sepak bola semuanya mungkin terjadi. Dia mencontohkan dua tim kuat, Argentina dan Brasil kalah pada laga perdana. Sementara Indonesia bisa meraih poin.
"Ucapan Radja Nainggolan dicamkan betul oleh anak-anak," ujarnya.
"Mental anak-anak sudah kita persiapkan. Semua lawan sama. Kuncinya anak-anak mempersiapkan diri sebaiknya dan fokus konsentrasi tugas diberikan pelatih," imbuh Zainudin.
Selain itu, Zainudin menyebut kalau di dalam Timnas Indonesia U-17 juga ada psikolog. Nah, psikolog inilah yang juga membantu mengontrol kondisi mental pemain. Jika ada yang terlihat cemas dan lain sebagainya, maka langsung ditangani.
"Kita dilengkapi pelatih. Kita juga ada psikolog. Karena ini anak usia 17. Tadi habis makan semua enjoy gak ada beban. Bahkan psikolog saya minta cari tahu apakah ada yang cemas, ternyata tidak. Mereka santai dan fokus," ucapnya.
Fisik Jadi Sorotan
Zainudin Amali juga mengaku bahwa salah satu yang paling disorot pada permainan Timnas Indonesia U-17 lawan Ekuador U-17 ialah fisik.
"Evaluasi dari pelatih (terkait fisik) supaya tidak kram," ujarnya.
Evaluasi fisik ini penting, lanjut Zainudin, karena timnas Indonesia U-17 akan segera bertanding melawan Panama pada laga kedua Piala Dunia U-17 di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) Surabaya pada Senin 13 November besok malam.
"Intensitas tinggi apalagi lawan Ekuador seperti gak ada capeknya. Ini jadi konsen Coach Bima dan dokter," ucapnya.
Zainuddin menegaskan, kalau segala kekurangan sudah menjadi fokus oleh tim pelatih. Dia berharap, Timnas Indonesia U-17 bisa lebih baik lawan Panama untuk mengamankan tiga poin.
"InsyaAllah tanggal 13 besok bisa teratasi. Fisik, teknik, mental jadi fokus diperbaiki," ujar Zainuddin.Â
Advertisement
Ragam Komentar Penonton Usai Lawan Ekuador
Sejumlah suporter timnas Indonesia U-17 mengomentari permainan skuad Garuda Muda yang mengalami kelelahan ketika menghadapi Ekuador pada babak penyisihan Grup A Piala Dunia di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) Surabaya.
Suporter timnas Indonesia U-17 asal Ngagel Surabaya, Risky mengatakan, fisik pemain timnas Indonesia U-17 lemah, tapi syukur masih dapat poin satu setelah imbang lawan Ekuador.
"Fisik pemain timnas Indonesia U-17 lemah tapi Alhamdulillah masih dapat poin satu, lumayan dari pada kalah. Ayo semangat lawan Panama, harus dapat poin tiga," ujarnya di Stadion GBT Surabaya, Jumat (10/11/2023).
Hal senada juga disampaikan Rio, suporter timnas Indonesia U-17 asal Keputran, Kota Pahlawan. Menurutnya fisik skuad Garuda Muda sangat lemah. "Fisiknya lemah," ucapnya.
Sedangkan suporter asal Mojokerto, Mahendra mengaku kasihan saat melihat perpanjangan waktu yang mencapai 13 menit.
"Waduh, masih lama kurang 13 menit. Kasian pemain timnas Indonesia U-17, fisiknya susah habis," ujarnya.