Liputan6.com, Surabaya - Ketua Presidium organisasi kemanusiaan MER-C Sarbini Abdul Murad, mengatakan tiga warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi relawan di Rumah Sakit Indonesia di Gaza utara selamat dan saat ini masih berada di rumah sakit tersebut.
Pernyataan itu membantah kabar penangkapan dua dari tiga relawan oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF). Adapun tiga relawan yang bertugas di RS Indonesia di Gaza adalah Fikri Rofiul Haq, Reza Aldilla Kurniawan, dan Farid Zanzabil Al Ayubi.
Baca Juga
Sarbini mengungkapkan bahwa MER-C sekitar pukul 17.30 WIB mendapat kabar dari sumber mereka dan langsung bisa berkomunikasi dengan salah seorang relawan, Reza.
Advertisement
"Kami sempat berbicara dengan mereka dan Reza mengatakan bahwa mereka saat ini sedang berada di RS Indonesia di Gaza, dalam kondisi sehat dan selamat," kata Sarbini dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (22/11/2023), dilansir dari Antara.
Sarbini menuturkan bahwa saat ini ketiga tiga WNI sedang menunggu proses evakuasi ke selatan bersama dengan 600 warga lainnya yang juga sedang menunggu evakuasi tersebut.
Sarbini menceritakan bahwa sebelumnya pada Rabu sekitar pukul 14.45 WIB pihaknya sempat menerima informasi terkait penangkapan dua relawan WNI, sedangkan satu tidak diketahui lokasinya. Kabar itu bahkan telah diberitakan sejumlah media nasional.
Israel meluncurkan serangan roket terhadap RS Indonesia di Gaza utara pada Senin (20/11) hingga menyebabkan 12 orang tewas dan beberapa lainnya luka-luka.
Pemerintah Indonesia telah mengecam keras serangan Israel ke RS Indonesia di Gaza karena merupakan pelanggaran nyata terhadap hukum humaniter internasional.
Korban Jiwa Lebih dari 13 Ribu
Indonesia juga mendesak semua negara, terutama yang memiliki hubungan dekat dengan Israel, agar menggunakan pengaruh dan kemampuan mereka guna mendesak Israel agar menghentikan kekejamannya.
Pekan lalu, Israel juga menyerang RS Al Shifa dan menuding kelompok Hamas Palestina memiliki pusat komando bawah tanah yang tersembunyi di bawah fasilitas medis tersebut.
Tudingan itu dibantah oleh kelompok perlawanan Palestina tersebut.
Lebih dari 13.000 korban di Gaza meninggal dunia akibat bombardemen Israel sejak 7 Oktober 2023. Sementara itu, jumlah korban jiwa di pihak Israel tercatat 1.200 orang.
Advertisement
Kesulitan Menghitung Jumlah Korban
Otoritas kesehatan Gaza, wilayah yang dikuasai Hamas, mengatakan pada Selasa (21/11/2023) bahwa mereka telah kehilangan kemampuan untuk menghitung jumlah korban tewas menyusul runtuhnya sistem kesehatan di wilayah tersebut dan sulitnya pengumpulan jenazah dari daerah-daerah yang dikuasai tank dan pasukan Israel.
Selama lima pekan pertama perang Hamas Vs Israel berlangsung sejak 7 Oktober, otoritas kesehatan Gaza dilaporkan dengan hati-hati melacak korban jiwa. Pembaruan terakhir mereka pada 10 November menyebutkan bahwa korban tewas tercatat 11.078 orang.
BACA JUGA:2 Pernyataan Menlu Retno Marsudi Mengenai 3 WNI yang Hilang Kontak di Gaza Palestina Tantangan dalam memverifikasi jumlah korban tewas semakin meningkat seiring dengan intensifnya invasi darat Israel yang disertai dengan putusnya layanan telepon dan internet, menimbulkan kekacauan di seluruh wilayah.
"Disayangkan, otoritas kesehatan belum bisa mengeluarkan statistiknya karena ada gangguan komunikasi antar rumah sakit dan gangguan pada internet," kata juru bicara otoritas kesehatan Gaza Ashraf al-Qudra kepada AP, seperti dikutip, Rabu (11/22/2023).
"Basis data elektronik yang digunakan otoritas kesehatan untuk mengumpulkan korban dari rumah sakit tidak lagi mampu menampilkan nama dan statistiknya."
Al-Qudra mengatakan pihaknya sedang mencoba memulai kembali program dan melanjutkan komunikasi dengan rumah sakit.
Para petugas medis menuturkan saat ini terlalu berbahaya untuk mengumpulkan banyak sekali mayat di Kota Gaza, di mana buldoser Israel memblokir jalan-jalan dan tank-tank menembaki apapun yang menghalangi mereka.