Liputan6.com, Batu - Sejumlah satwa liar yang hidup di dalam hutan kawasan Gunung Panderman terancam akibat kebakaran. Sejauh ini, tim gabungan belum berhasil memadamkan kebakaran yang terjadi sejak Selasa lalu itu.
Gunung Panderman jadi habitat sejumlah satwa liar seperti elang jawa (Nisaetus bartelsi), monyet ekor panjang (Macaca Fascicularis), Babi hutan (Sus scrofa) dan lainnya. Sejauh ini belum ada laporan temuan bangkai satwa dampak kebakaran Gunung Panderman.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Kalaksa BPBD) Kota Batu, Agung Sedayu, mengatakan saat awal terjadi kebakaran di petak 227 Oro-Oro Ombo pada Selasa (21/11/2023) lalu ada informasi ratusan monyet ekor panjang keluar dari dalam hutan.
Advertisement
“Itu informasi yang saya dapat dari Mantri Hutan Perhutani KPH Malang,” kata Agung, Rabu (23/11/2023) malam.
Dia menambahkan, sejauh ini belum ada informasi ada seekor hewan primata pun yang sampai turun ke permukiman penduduk. Diperkirakan, gerombolan monyet itu terganggu lalu bergerak ke sisi hutan yang lebih aman.
“Tidak semua hutan di Panderman yang terbakar. Paling parah kan di sisi selatan, jadi masih ada sisi lain yang aman,” ujar Agung.
Tim gabungan terus bekerja keras memadamkan api agar kebakaran Gunung Panderman tidak semakin meluas. Selain itu, personel tim juga mengawasi situasi di lapangan termasuk potensi pergerakan monyet.
“Tidak ada laporan dari tim di lapangan terkait itu (temuan satwa mati dampak kebakaran). Kami terus monitor,” ucap dia.
Upaya Pemadaman
Kebakaran di Gunung Panderman kali pertama diketahui di petak 227 RPH Oro-Oro Ombo pada pukul 15.30, Selasa, 21 November 2023. Data sementara selama hari itu, sudah 3,5 hektare lahan hangus dilalap api. Penanganan kebakaran melibatkan tim gabungan unsur.
Pada Rabu ini diterjunkan 32 personel lewat Pos 1 Oro-Oro Ombo di sisi selatan Panderman. Kebakaran di petak 213 bisa dipadamkan, sedangkan di petak 227 belum berhasil. Lalu 20 personel diterjunkan lewat Pos 2 Toyomerto untuk mengamankan 5 hektare lahan dari potensi kebakaran.
“Pos 1 seluruhnya kawasan hutan dan pos 2 dekat perumahan penduduk di Dusun Seruk," kata Agung Sedayu.
Jalur terjal dan cuaca berkabut menyulitkan upaya pemadaman. Apalagi penanganan kebakaran hutan di Gunung Panderman dilakukan secara manual seperti membuat sekat bakar. Untuk sementara ini, izin pendakian ditutup.
Advertisement