Liputan6.com, Madiun - Dwi Bekti Probo Siniwoko (28), anggota Yonif 411/Pandawa yang gugur saat baku tembak dengan teroris kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Kabupaten Nduga, Papua, meninggalkan seorang istri bernama Dita Kurnia Putri (27) yang dinikahi pada 2021 dan seorang anak yang baru berusia satu bulan, Yudhistira Cakrayudha Siniwoko.
"Suami saya bertugas di Papua sekitar lima bulan, saat itu saya hamil lima bulan. Sekarang anak kami sudah lahir berusia satu bulan dan belum pernah bertemu ayahnya secara langsung," kata Dita.
Dita mengaku terakhir berkomunikasi dengan suaminya pada Kamis (23/11) sore. Saat itu Probo pamit kepada sang anak yang masih bayi melalui fasilitas panggilan video bahwa hendak tugas ke hutan. Dan itu menjadi pertemuan virtual terakhirnya sebelum akhirnya gugur tertembak.
Advertisement
Jenazah Kopda (anumerta) Dwi Bekti Probo Siniwoko dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kota Madiun.
Pemakaman dilakukan secara militer dengan dipimpin Panglima Divisi Infanteri 2 Kostrad Mayor Jenderal TNI Haryanto.
Almarhum Probo Siniwoko yang gugur dalam tugas mendapat kenaikan pangkat luar biasa sebagai penghargaan dari negara atas darma baktinya kepada nusa dan bangsa, dari pangkat sebelumnya prajurit kepala menjadi kopral dua anumerta.
"Keluarga besar TNI AD sangat berduka cita kehilangan prajurit terbaik. Almarhum Kopda Anumerta Dwi Bekti Probo Siniwoko merupakan kusuma bangsa yang gugur dalam menunaikan tugas negara. Sebagai tanda jasa bagi prajurit yang gugur dalam tugas, mendapatkan hak berupa kenaikan pangkat luar biasa satu tingkat," ujar Mayjen TNI Haryanto dalam sambutan upacara pemakaman, Senin 27 November 2023.
Bagi keluarga yang ditinggalkan Kopda Probo mendapat santunan dari Asabri, santunan janda, dan biaya anak sekolah, serta pengembalian tabungan dan perawatan jenazah dari Mabes TNI AD.
Sebelum dimakamkan, jenazah Kopda Anumerta Probo disemayamkan di rumah duka Desa Tegalarum, Kecamatan Bendo, Kabupaten Magetan.
Berdedikasi Tinggi
Anggota TNI asal Magetan tersebut meninggal dunia setelah terjadi kontak senjata dengan anggota KKB di Kabupaten Nduga, Papua, Sabtu (25/11).
Kepada keluarga dan rekan Probo, Mayjen Haryanto menyatakan bahwa almarhum Probo merupakan anggota TNI yang berdedikasi dan berjiwa besar.
"Almarhum memiliki dedikasi yang tinggi dalam pengabdian dan pengorbanannya kepada masyarakat, bangsa dan negara," katanya.
Empat prajurit TNI gugur saat baku tembak dengan KKB Papua. Mereka adalah Praka Yipsan Ladou, Praka Dwi Bekti Probo Siniwoko, Pratu Miftahul Firdaus, dan Prada Darmawan, gugur saat baku tembak dengan kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua.
Advertisement
Parjurit Gugur Sudah Dievakuasi dari Papua
Sebelumnya, Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto mengatakan empat prajurit Satgas Yonif Mekanis Raider 411/Pandawa Kostrad yang gugur di Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua, telah dievakuasi dan dibawa ke rumah duka.
"Sudah (dievakuasi) hari ini, dibawa ke rumah duka masing-masing. Jawa Barat, Jawa Tengah,” kata Agus ditemui usai Rapat Koordinasi Nasional Sentra Penegakan Hukum Terpadu di Jakarta, Senin.
Keempat prajurit tersebut juga telah diberi santunan sebagaimana haknya.
"Kita berikan santunan sesuai hak-hak dia. Ada dari (PT) Asabri, TNI AD, Bank BRI, Bank BJB. Jumlahnya per orang lebih dari Rp500 juta," kata Agus.
Panglima juga menyatakan berduka cita atas kejadian itu. "Kita semua turut berduka cita," imbuhnya.
Agus Subiyanto mengatakan bahwa gugurnya empat prajurit TNI itu berkaitan dengan operasi pengejaran terhadap Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Distrik Paro.
"Itu pengejaran kemarin yang OPM membunuh masyarakat yang ada di Paro," jelas Panglima.