Sukses

KDRT Masih Hantui Rumah Tangga Warga di Banyuwangi, Capai 54 Kasus Tahun Ini

Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Keluaarga Berencana (Dinsos PPKB) mencatat, kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) di Kabupaten Banyuwangi, mencapai 276 kasus dalam kurun waktu tujuh tahun terakhir, Sejak 2017-November 2023 KDRT ini meliputi kekerasan fisik, kekerasan psikis, kekerasan seksual, dan penelantaran.

Liputan6.com, Banyuwangi - Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Keluaarga Berencana (Dinsos PPKB) Banyuwangi mencatat kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) mencapai 276 kasus dalam tujuh tahun terakhir, sejak 2017 hingga November 2023.

KDRT meliputi kekerasan fisik, kekerasan psikis, kekerasan seksual, dan penelantaran. Kasus paling mendominasi yakni kekerasan fisik yang menimpa Perempuan dan anak. Selama tujuh tahun, jumlahnya pencapai 152 kasus.

Kasus tertinggi kedua adalah kekerasan psikis sebanyak 85 kasus, penelantaran 37 kasus, dan kekerasan seksual Perempuan dan anak 13 kasus.

Kepala Dinas Sosoal Pemberdayaan Perempuan dan Keluaarga Berencana (Dinsos PPKB) Banyuwangi Henik Setyorini mengatakan, kasus KDRT tertinggi terjadi tahun ini, sepanjang Januari- November 2023 jumlahnya mencapai 54 kasus. Tertinggi kedua terjadi pada 2020 mencapai 51 kasus.

“Terjadinya KDRT ini didominasi munculnya permasalahan ekonomi dalam keluarga. Kondisi itu kerap membuat salah satu pihak tersulut emosi,” Kata Henik, Kamis (30/11/2023).

Dia mencontohkan akibat masalah ekonomi, salah satu pasangan bekerja ke luar negeri atau bekerja di tempat yang jauh, sehingga membuat pasangan tersebut berada di tempat terpisah.

Setelah terpisah cukup lama, membuat hubungan kurang harmonis. Di saat pasangan yang bekerja di tempat yang jauh pulang ke rumah, kondisi di rumah tidak sesuai yang diharapkan.

Sehingga muncuk kecuringaan dari salah satu pihak. Dari situ biasanya terjadi pertengkaran dan cekcok. Kemudian dilampiaskan dengan tindakan kekerasan verbal atau fisik.

2 dari 2 halaman

Gandeng Fatayat dan Muslimat NU

“Terus juga tidak menutup kemungkinan orang ketiga. Selanjutnya ada juga yang karena anak. Tetapi paling banyak karena ekonomi awalnya,” paparnya.

Untuk mengatasi hal itu, kata Henik pihaknya berusaha melakukan sederet sosialisasi kepada para ibu rumah tangga. Salah satunya melalui program Ruang Rindu (Ruang Pemberdayaan dan Perlindungan Ibu dan Anak).

Selain itu ada juga bengkel Sakinah yang dibentuk tim penggerak PKK, bertujuan menekan angka KDRT di Banyuwangi. Dinsos juga merangkul sejumlah oragnisasi keagamaan seperti Fatayat dan Muslimat NU untuk selama melaksanakan edkuasi KDRT ke masyarakat.