Sukses

Kemenag Optimalkan Candi Prambanan untuk Pusat Destinasi Wisata dan Ibadah Umat Hindu Dunia

Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu (Ditjen Bimas Hindu) Kementerian Agama (Kemenag) memiliki tiga program prioritas yang tengah dijalankan. Ketiganya adalah digitalisasi, Candi Prambanan, dan Pendidikan.

Liputan6.com, Jakarta - Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu (Ditjen Bimas Hindu) Kementerian Agama (Kemenag) memiliki tiga program prioritas yang tengah dijalankan. Ketiganya adalah digitalisasi, Candi Prambanan, dan Pendidikan.

Dirjen Bimas Hindu I Nengah Duija memastikan, saat ini direktoratnya tengah mengimplementasikan program-program prioritas yang telah dicanangkan oleh Kemenag.

“Ketiga program ini sudah on progress semua,” kata Duija di Jakarta, Rabu 29 November 2023.

Sebelumnya, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas atau Gus Men, telah menetapkan legacy pada fungsi Ditjen Bimas Hindu berupa optimalisasi pemanfaatan Candi Prambanan sebagai pusat destinasi wisata dan pusat ibadah Umat Hindu Dunia.

Selain itu, peningkatan kualitas Perguruan Tinggi Keagamaan Hindu (PTKH), dan peningkatan sumber daya manusia (SDM). Untuk itu, ragam program dan gebrakan pun dibuat Ditjen Bimas Hindu untuk mencapai itu.

Ditjen Bimas Hindu pun memprioritaskan terkait program digitalisasi, Candi Prambanan, dan Pendidikan yang dianggapnya urgent untuk segera diimplementasikan. Bahkan, ketiga program tersebut sudah berjalan sesuai harapan.

Untuk digitalisasi, sebelumnya Ditjen Bimas Hindu memiliki beberapa aplikasi yaitu e-Pasraman, Sindu (Sistem Informasi Hindu), Wedangga (Weda dalam Genggaman Anda), dan Digital Arsip.

Berdasarkan arahan Gus Men masing-masing aplikasi itu digabung menjadi satu yakni Pusaka Super Apps.

"Jadi tinggal klik di aplikasi Pusaka, nanti kelihatan masing-masing direktorat ada di sana,” ucapnya.

Namun, Duija mengaku masih belum puas dengan data dari aplikasi tersebut, terutama dari direktoratnya. Pasalnya, keterbatasan sumber daya manusia (SDM) di daerah membuat input data terkait tempat ibadah belum akurat.

Menurutnya terdapat sekitar 29 ribu lebih tempat ibadah umat Hindu, namun baru sekitar 10 ribu yang terdeteksi dan terdaftar.

“Kita masih punya pekerjaan rumah yang berat, karena dari jumlah 29 ribu lebih, baru 30 persen yang terdata.” terangnya.

2 dari 2 halaman

Transformasi Digital di Bidang Pelayanan

Ditjen Bimas Hindu juga sudah melaksanakan transformasi digital di bidang pelayanan. Di antaranya digitalisasi layanan pengajuan Tirta Yatra di Candi Prambanan, digitalisasi kitab suci Sarascamuscaya di Wedangga, digitalisasi seluruh layanan pengajuan tanda daftar dan perizinan, serta digitalisasi layanan pengajuan bantuan.

“Mudah-mudahan di tahun 2024, kami sudah punya studio di kantor. Nanti, setiap ada moment- moment tertentu kita bisa mengundang para tokoh untuk podcast di sana,” tambah lelaki kelahiran Bangli, tahun 1967 ini.

Sementara itu, terkait Candi Prambanan, pihaknya sempat mendapat kendala. Meskipun Memorandum of Understanding (MOU) Pemanfaatan Candi Prambanan dan Candi Borobudur untuk Kepentingan Agama Umat Hindu dan Buddha Indonesia dan Dunia sudah berlangsung pada Februari 2022.

Namun, Umat Hindu belum bisa langsung menggunakan hingga mendapatkan panduan atau standard operational procedure (SOP) pemanfaatan Candi Prambanan dari Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

“Setelah saya dilantik September tahun 2022, Saya langsung berkomunikasi menemui Dirjen Kebudayaan, di bulan Oktober SOP-nya pun sudah berjalan,” terangnya.

Pemanfaatan Candi Prambanan untuk ritual keagamaan pun kini kerap digelar. Seperti peringatan hari raya Siwa Ratri, Ritual Upacara Gema Santi Puja 1008 Genta dan Tumpeng, dan masih banyak lagi.

“Data terkini yang disampaikan teman-teman dari Dinas Hindu Jogjakarta sudah ada 22.700 kunjungan untuk ibadah Umat Hindu di Candi Prambanan.”