Liputan6.com, Surabaya - Pemerintah Kota Gaza mengonfirmasi bahwa akibat serangan pasukan Israel tanpa henti membuat setidaknya setengah warga Palestina berisiko mengamali kelaparan dan kehausan, Sabtu (9/12/2023).
Pemerintah Kota Gaza menggambarkan situasi kemanusiaan di Gaza sebagai “bencana” lantaran militer Israel secara sengaja menargetkan infrastruktur pangan dan air.
Baca Juga
“Situasi kemanusiaan di Gaza menimbulkan bencana,” kata juru bicara Pemkot Gaza Hosni Muhanna, dilansir dari Antara, Minggu (10/12/2023).
Advertisement
Muhanna mengemukakan, krisis bahan bakar berdampak kepada terganggunya proses evakuasi korban luka dan pengangkutan jenazah.
“Sejumlah alat konstruksi dan kendaraan rusak karena Israel menargetkan garasi Pemerintah Kota Gaza,” kata Muhanna sembari mencatatkan bahwa mereka mengalami kesulitan untuk membuka jalan-jalan yang ditutup akibat gempuran Israel.
Pihaknya mengaku tidak dapat lagi menyediakan kebutuhan air ke Rumah Sakit Al Shifa yang merupakan tumpuan bagi warga setempat.
“Krisis air dan makanan di pusat-pusat penampungan meningkat karena jumlah orang yang datang melebihi kapasitas,” katanya menambahkan.
Infrastruktur terkait pangan dan air tersebut “sengaja ditargetkan,” ungkap Muhanna, seraya menambahkan bahwa “tidak mungkin membersihkan limbah yang meluap dari selokan akibat dari kondisi kekurangan bahan bakar yang dialami.”
Militer Israel kembali menggempur Jalur Gaza pada 1 Desember setelah jeda kemanusiaan dengan kelompok perlawanan Palestina Hamas selama sepekan dinyatakan berakhir.
17.487 Warga Palestina Tewas dalam Serangan Israel
Sedikitnya 17.487 warga Palestina tewas dan lebih dari 46.480 warga lainnya terluka akibat gempuran tanpa henti Israel sejak 7 Oktober menyusul serangan lintas batas oleh Hamas.
Sementara itu, korban tewas di pihak Israel mencapai 1.200 orang, menurut data resmi.
Sebelumnya, Israel meningkatkan serangannya terhadap militan Hamas di Gaza pada Sabtu 9 Desember 2023, setelah Amerika Serikat memblokir upaya luar biasa PBB untuk menyerukan gencatan senjata dalam perang dua bulan antara Hamas dan Israel.
Hamas dan Otoritas Palestina dengan cepat mengutuk veto AS ketika kementerian kesehatan yang dikelola Hamas menyebutkan jumlah korban tewas terbaru di Gaza mencapai 17.487 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak.
Serangan Israel di kota selatan Khan Yunis menewaskan enam orang, sementara lima lainnya tewas dalam serangan terpisah di Rafah, kata kementerian itu pada Sabtu (9/12) seperti dikuttip dari Channel News Asia (CNA).
Advertisement