Sukses

Listrik Padam, 30 Orang Pengungsi Internasional Rusak Fasilitas Tempat Penampungan di Sidoarjo

Sebanyak 30 orang pengungsi Internasional melakukan pengerusakan fasilitas tempat penampungan di Puspa Agro Sidoarjo pada Jumat 8 Desember malam. Aksi tersebut diduga lantaran adanya pemadaman listrik yang membuat mereka geram.

Liputan6.com, Sidoarjo - Sebanyak 30 orang pengungsi Internasional melakukan pengerusakan fasilitas tempat penampungan di Puspa Agro Sidoarjo pada Jumat 8 Desember malam. Aksi tersebut diduga lantaran adanya pemadaman listrik yang membuat mereka geram.

Kadiv Keimigrasian Kanwil Kemenkumham Jatim Herdaus mengatakan, pihaknya sedang melakukan penyelidikan untuk mengetahui siapa dan apa motif sesungguhnya dari tindakan pengerusakan di tempat penampungan pengungsi di Puspa Agro.

"Kami sedang komunikasi dan berkolaborasi dengan pihak kepolisian untuk mendalami kasus pengerusakan sarana dan prasarana di tempat penampungan pengungsi Puspa Agro yang diduga dilakukan oleh pengungsi," ujarnya ditulis Senin (11/12/2023).

Herdaus menceritakan, sebelumnya terjadi pemadaman listrik oleh PLN sejak Jumat 8 Desember 2023 pukul 01.30 WIB, dikarenakan adanya kebakaran gudang perusahaan marketplace yang lokasinya di sebelah kiri area Pasar Puspa Agro Sidoarjo.

"Pada Jumat siang, para pengungsi melakukan protes kepada pengelola Aparna Puspa Agro karena dengan adanya listrik padam dianggap mengganggu aktivitas para pengungsi yang ditampung di Aparna Puspa Agro, sehingga pihak pengelola mengupayakan recovery dengan cepat dan tepat yaitu dengan menyewa genset," ucap Herdaus.

Pada sore harinya, genset tiba di lokasi penampungan Aparna Puspa Agro. Dan selanjutnya petugas melakukan pemasangan dan penginstalasian untuk menghidupkan kebutuhan listrik penampungan.

"Sekitar satu jam setelah genset aktif, ternyata kami menerima informasi dari PLN bahwa aliran listrik telah menyala dan bisa digunakan, sehingga pemasangan dan penginstalasian genset dihentikan dan proses penyambungan kembali menggunakan aliran listrik PLN," ucap Herdaus.

Namun sekitar pukul 19.15 WIB, terdapat beberapa pengungsi yang melakukan pengerusakan sarana dan prasarana di Puspa Agro.

2 dari 2 halaman

Berhenti Setelah Listrik Menyala

"Informasi yang kami terima, ada sekitar 30 orang refugees melakukan perusakan dengan melempari kaca penampungan Aparna Puspa Agro," ujar Herdaus.

Kejadian tersebut berlangsung sekitar 15 menit. Para perusak berhenti beraksi setelah aliran listrik di penampungan kembali normal.

"Para pengungsi yang melakukan perusakan lari bersembunyi," ucap Herdaus.

Herdaus sangat menyayangkan kejadian tersebut. Menurutnya, aksi pengerusakan tersebut akan menjadi bahan evaluasi pihaknya. Untuk itu, pihaknya telah mengagendakan pertemuan dengan para stakeholder, termasuk dengan International Organization for Migration (IOM) pada Senin 11 Desember mendatang.

"Kalau melihat kronologisnya, hal ini dapat dikategorikan sebagai sikap atau perilaku pengungsi yang tidak sepantasnya, akan ada evaluasi dan pembinaan sebagai bentuk pertanggungjawaban," ujar Herdaus.