Liputan6.com, Jakarta Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Marga Hedy Rahadian menyatakan, penerapan transaksi tol nirsentuh (Multi Lane Free Flow/MLFF) akan mulai di ujicoba di tol Bali Mandara pertengahan Desember ini.
Ruas ini dipilih sebagai lokasi masa transisi awal dengan mempertimbangkan Lalu-lintas Harian Rata-rata (LHR) yang relatif rendah dan merupakan ruas tersendiri yang tidak terhubung dengan ruas manapun, sehingga dapat mengurangi risiko kegagalan sistemik antarruas.
Advertisement
“Bali itu kan kebetulan pulau, yang relatif cukup terisolasi dengan kendaraan yang lebih terbatas, dan di sana juga ruas jalan yang tidak terlalu panjang. Kita ingin memastikan sistemnya bekerja, sehingga di sana kita bisa mengurangi berbagai ketidakpastian. Jadi kita lakukan uji coba dengan lingkungan relatif yang terkondisikan dengan baik, itu lah sebabnya kita pilih Bali,” ujar Hedy, Senin (18/12/2023).
Dia menyatakan, tujuan utama dilakukan dengan teknologi MLFF adalah agar tidak ada lagi barrier, tidak ada lagi gerbang tol, orang memasuki jalan tol, atau keluar jalan tol, dan juga orang dikenakan tarif tol sesuai dengan jarak yang ditempuhnya.
Hedy mengatakan, MLFF ini bertujuan untuk mengurangi delay ketika berada di jalan tol, dan dapat menurunkan waktu tempuh sehingga meningkatkan competitiveness dari sistem jaringan jalan, serta memungkinkan untuk dilakukannya konsep fair pricing yaitu pembebanan tarif sesuai dengan jalan yang ditempuh oleh pengguna jalan.
Penerapan MLFF ini membutuhkan beberapa kedisiplinan, diantaranya yaitu kedisiplinan dari segi penggunaan sistem dengan menggunakan Global Positioning Satelite (GPS). Hedy menjelaskan, pengguna jalan perlu mendownload satu software dan melakukan register, serta deposit untuk dapat digunakan.
“Disiplin yang lain yaitu bahwa pemilik kendaraan adalah kendaraan yang sah, nomor kendaraan semua sah dan terdaftar. Jadi konsep ini betul-betul membutuhkan kerja sama yang baik dari berbagai pemangku kepentingan, karena kita membutuhkan kedisiplinan yang jauh lebih tinggi dari konsep sekarang yaitu tapping atau menggunakan barrier,” katanya.
Butuh Kedisiplinan Pengendara
Untuk pelaksanaan MLFF ini, Ditjen Bina Marga bekerja sama dengan Badan Usaha atau pelaksanaan kegiatannya dilakukan dengan menggunakan skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan usaha (KPBU). MLFF ini diinisiasi atau diprakarsai oleh perusahaan dari Hungaria.
Hedy mengatakan bahwa cara kerja sistem MLFF pada masa transisi dilakukan dengan Hybrid. Masa transisi ini dilakukan ketika kendaraan memasuki gerbang tol maka kamera Automatic Number Plate Recognition (ANPR) akan membaca plat nomor kendaraan.
Menurut dia, jika plat nomor tersebut terdaftar dalam aplikasi dan memiliki saldo yang cukup, maka palang/barrier akan terbuka. Apabila saldo uang elektronik pengguna tidak cukup atau plat nomor kendaraan tidak terdaftar maka palang/barrier tidak akan terbuka, namun pengguna dapat membayar tol dengan tapping kartu pada gardu tol.
“Jika MLFF ini sudah full sistem, dan pengguna jalan tidak terdaftar nomor kendaraannya atau tidak ada depositnya, maka kendaraan tidak bisa masuk, dan terpaksa diperlukan penegakan hukum berupa denda,” kata Hedy.
Dia menambahkan, sistem MLFF akan diterapkan di ruas tol lainnya secara bertahap. Setelah Bali Mandara, penerapannya akan diperluas pada ruas tol di sekitar DKI Jakarta dan Jawa Barat. Penetapan perluasan Sistem MLFF di ruas jalan tol lainnya akan ditentukan kemudian.
Advertisement
Lakukan Evaluasi
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyebutkan uji coba sistem transaksi Tol Non Tunai Nirsentuh atau Multi Lane Free Flow (MLFF) dilakukan secara perdana di Tol Bali Mandara pada pekan kedua Desember 2023.
"Pekan kedua Desember tahun ini," ujar Basuki di Jakarta, Selasa 14 Desember 2023.
Kementerian PUPR melakukan uji coba kemudian dilakukan evaluasi, serta kalau dinilai berhasil maka uji coba MLFF tersebut diperluas.
"Setelah MLFF dilakukan uji coba kemudian dilakukan evaluasi dan kalau itu berhasil maka diperluas. Saya ingatkan bahwa transisi dari pembayaran tunai ke pembayaran non-tunai melalui taping kartu e-toll memiliki tantangannya," kata Basuki.
Begitu pula untuk transisi dari taping kartu e-toll ke sistem MLFF, lanjutnya, terdapat perubahan sikap dan disiplin dari pengguna jalan tol.
Selama proses transisi dan uji coba MLFF, Kementerian PUPR tetap mengoperasikan palang atau barrier di gerbang tol untuk mencegah potensi kerugian atau potential loss.
"Kita pakai barrier di gerbang tol terlebih dahulu, nanti kalau sudah data registrasi kendaraannya membaik baru kita hilangkan barrier tersebut. Barrier di gerbang tol ini untuk mencegah potential loss," kata Basuki.
Selama uji coba di Tol Bali Mandara tersebut, Kementerian PUPR juga masih tetap memberlakukan sistem pembayaran dengan taping kartu e-toll di gerbang tol.
Tol Bali Mandara dipilih sebagai lokasi uji coba perdana karena tol tersebut berskala terbatas, sehingga dapat dilakukan uji coba yang terkendali.
Basuki mengatakan MLFF diujicobakan di tol-tol lainnya yang berada di Jawa setelah melihat hasil uji coba perdana di Jalan Tol Bali Mandara, Bali.
"Kalau sudah berhasil nanti dilakukan uji coba di Jakarta, di area perkotaan terlebih dahulu," katanya.