Sukses

Sempat Viral Karena Film KKN di Desa Penari, Wisata Rowo Bayu Banyuwangi Kini Sepi Pengunjung

Wana wisata Rowo Bayu Banyuwangi yang pernah viral karena diyakini sebagai lokasi tragedi Desa Penari pada film 'KKN di Desa Penari', kini sepi pengunjung.

Liputan6.com, Banyuwangi - Wana wisata Rowo Bayu Banyuwangi yang pernah viral karena diyakini sebagai lokasi tragedi Desa Penari pada film 'KKN di Desa Penari', kini sepi pengunjung.

Juru kunci Wana Wisata Rowo Bayu Saji menyatakan, jika Rowo Bayu tersebut sempat banyak dikunjungi wisatawan saat booming film KKN di Desa Penari. Saat itu, pengunjung yang datang mencapai puluhan orang per harinya.

“Bila biasanya pengunjung 90 orang per bulan, saat ada film KKN di Desa Penari pengunjung saat itu naik dua kali lipatnya,” kata Saji, Rabu (10/1/2024).

Namun, pada momen Libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024, destinasi yang terletak di kawasan petak 8 Forest Resort Songgon, Desa Bayu, Kecamatan Songgon Banyuwangi itu, sepi pengunjung.

Padalah wisata  ini menyuguhkan kolam alami dan pemandangan pegunungan hingga hutan tropis Banyuwangi.

Bahkan sampai lebih dari sepekan memasuki tahun baru 2024, tempat wisata yang mempunyai peninggalan berupa situs petilasan Raja Blambangan Prabu Tawang Alun itu, ternyata juga masih sangat sepi.

“Selama libur Nataru, jumlah kunjungan harian bisa dihitung jari, bahkan, masih kalah jauh dibandingkan wisata lain di Banyuwangi, mentok mungkin sekitar sepuluh orang sehari,” ujarnya.

“Usai libur Nataru juga tidak ada pengunjung, mungkin karena liburnya sudah habis,” imbuh Saji

2 dari 2 halaman

Peninggalan Kerajaan Blambangan

Menurut Saji, saat ini wana wisata Rowo Bayu banyak didatangi oleh masyarakat yang melakukan perjalanan religi, dan biasanya mereka biasa datang saat datang pada malam hari.

“Pengunjung yang banyak ke sini para ahli spiritual atau umat Hindu yang ingin sembahyang di pura atau petilasan,” ungkapnya.

Ditanya soal sejarah, Saji membeberkan, apabila Wisata Rowo Bayu merupakan salah satu peninggalan Kerajaan Blambangan yang berada di tepi telaga di tengah hutan. Petilasan di Rowo Bayu tersebut juga dulunya dipakai oleh Prabu Tawang Alun untuk mengasingkan diri setelah turun tahta.

“Konon Prabu Tawang Alun pernah bertapa di tepi telaga ini, kemudian beliau membuka permukiman baru, hingga kini semakin lama banyak orang yang pindah ke sini," terangnya.