Sukses

Imunisasi Polio Sasar 100.380 Anak di Kota Malang, Serentak di 300 Titik

Ada 300 titik yang disiapkan untuk pemberian imunisasi polio pada anak di Kota Malang

Liputan6.com, Malang - Pemerintah Kota Malang menargetkan sebanyak 100.380 anak mendapat imunisasi polio pada tahun ini. Pemberian imunisasi itu secara serentak lewat dua kali putaran kegiatan. 

Pejabat Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat mengatakan, anak - anak target penerima imuniasi polio itu 0-7 tahun 11 bulan 29 hari tanpa memandang status imunisasi sebelumnya.

"Pemberian imunisasi secara serentak dalam dua putaran," kata Wahyu, Senin, 15 Januari 2024.

Pemberian imunisasi secara serentak itu lewat kegiatan Sub Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio. Untuk putaran pertama pada tanggal 15 - 21 Januari 2024 dan putaran kedua pada tanggal 19 - 24 Februari 2024.

"Saya imbau masyarakat agar memastikan putra putrinya memperoleh imunisasi rutin Polio lengkap sesuai usia," ujar Wahyu.

Secara keseluruhan, ada 300 titik pemberian imunisasi di Kota Malang. Mulai dari Posyandu, Puskesmas wilayah sampai sekolah (PAUD dan Sekolah Dasar). 

Pemberian imunisasi itu merupakan pemenuhan hak anak agar tetap sehat. Terbebas dari penyakit polio. Masyarakat diimbau tak ragu lapor bila ada anak usia di bawah 15 tahun dengan gejala lumpuh mendadak.

"Agar ada penanganan medis secara cepat kepada anak," tutur dia.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang, Husnul Muarif, mengatakan sebenarnya data proyeksi Pemprov Jawa Timur untuk Kota Malang ada sebanyak 93.187 anak penerima imunisasi polio.

"Tapi target sasaran kami lebih besar data riil yang diproyeksikan," tutur Husnul.

 

2 dari 2 halaman

Kasus Polio di Kota Malang

Polio merupakan penyakit disebabkan virus yang menyerang kelumpuhan, dengan ciri penderita mengalami demam, lelah, sakit kepala, mual, kaku di leher serta sakit di tungkai dan lengan. 

Mengutip laporan Profil Kesehatan Kota Malang 2022, pada tahun itu ditemukan 8 kasus acute flaccid paralysis (AFP/non polio) atau gejala kelumpuhan di kota ini. Jumlah itu meningkat dibanding 2021 yang ditemukan 1 kasus AFP.

Rinciannya, tiga kasus di wilayah kerja Puskesmas Janti, dua kasus di Puskesmas Arjowinangun dan satu kasus masing-masing di wilayah kerja Puskesmas Kedungkandang, Arjuno dan Cisadea. 

Apabila dibandingkan data Profil Kesehatan tahun 2021 maka terdapat peningkatan jumlah kasus karena di tahun tersebut hanya terdapat satu kasus AFP.

Â