Sukses

Eri Cahyadi Gaet Belasan Pemuda Jadi Asisten Wali Kota, Begini Tujuannya

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi atau Cak Eri menggaet belasan anak muda untuk menjadi asisten membantu mengakomodasi masukan dari para pemuda soal rencana dan penerapan pembangun Surabaya.

Liputan6.com, Surabaya - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi atau Cak Eri menggaet belasan anak muda untuk menjadi asisten membantu mengakomodasi masukan dari para pemuda soal rencana dan penerapan pembangun Surabaya.

"Februari jalan, nanti kami asisten muda itu turun di masing-masing perkampungan," kata Eri di Surabaya, Senin (29/1/2024).

Setidaknya ada 17 pemuda sudah ditetapkan sebagai tangan kanan Wali Kota, yang disaring dari 300 pendaftar terpilih usai mengikuti beberapa tahapan seleksi.

Para pendaftar semuanya dipersyaratkan, di antaranya ber-KTP Surabaya, berusia 18-25 tahun, merupakan lulusan SMA/SMK/Madrasah Aliyah (MA), dan miliki pengalaman dalam kegiatan keorganisasian maupun relawan.

Cak Eri menyebut keputusan merekrut tangan kanan wali kota dari kalangan anak muda bertujuan melatih kepemimpinan dan kesiapan para pemuda sebagai calon pemimpin di tengah perkembangan kondisi zaman.

Karena itu, anak-anak muda sudah harus dibiasakan menghadapi persoalan yang dihadapi oleh sesama kalangan. "Kalau jadi pemimpin jangan cari popularitas, jangan ingin dianggap sebagai orang terkenal. Tetapi dia harus bisa memberikan manfaat untuk orang lain," ujarnya.

Kemudian untuk teknis penugasannya, belasan asisten muda itu diterjunkan secara bergantian dalam kurun waktu tiga bulan.

Setiap persoalan yang ditemukan oleh para asisten muda, kemudian dibahas bersama-sama untuk menemukan solusinya. Nantinya dari hasil pertemuan tersebut dijadikan acuan merumuskan kebijakan.

2 dari 2 halaman

Jalani Simulasi Sebagai Kepala Dinas

"Yang turun orangnya tidak itu-itu saja, kemudian modelnya itu mereka melakukan seperti musyawarah rencana pembangunan (musrembang), tetapi ini pemuda yang jalan," ucap Cak Eri.

Selain bertugas di lingkungan masyarakat, para asisten muda itu juga diberikan kesempatan menjalani simulasi sebagai pimpinan di masing-masing instansi pemerintah kota (pemkot) setempat.

"Saya ajarkan juga mereka satu hari menjadi kepala dinas, supaya bisa mengetahui cara mengatur anak buahnya. Jadi bukan lisan saja tapi ada perbuatan yang dilakukan," kata Eri.