Liputan6.com, Lumajang Gunung Semeru yang berada di Perbatasan Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang, kembali erupsi dengan ketinggian letusan mencapai 600 meter diatas puncak. Gunung Semeru hingga saat ini masih berstatus siaga atau level III
“Terjadi erupsi Gunung Semeru, dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 600 meter di puncak,”ujar Petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Semeru, Ghufron Alwi, Senin (5/2/2024)
Baca Juga
Kata dia, erupsi gunung dengan ketinggian 4.276 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu juga menyemburkan abu vulkanik yang teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah timur laut dan timur.
Advertisement
“Erupsi Gunung Semeru terekam di seismograf dengan amplitude maksimum 22 mm dan durasi 126 detik,”tambahnya
Untuk aktivitas Gunung Semeru pada periode pengamatan Minggu pukul 06.00-12.00 Wib tercatat 23 kali gempa letusan dengan amplitude 10-22 mm, satu kali gempa guguran dengan amplitude 66, serta dua kali gempa embusan dengan amplitude 8 mm.
Selanjutnya juga terjdi tiga kali harmonik dengan amplitude 3-16mm dan satu kali gempa vulkanik dalam dengan amplitude 12 mm
Asap kawah teramati berwarna putih dengan intensitas tipis dan tinggi 50-100 meter di atas puncak kaawah.
“Teramati empat kali asap letusan dengan tinggi 200-600 meter berwarna asap putih kelabu, condong ke arah timur laut- timur. Gunung dominan tertutup kabut,”katanya.
Aktivitas Gunung saat ini pada level III atau siaga dan potensi awan panas masih sangat tinggi terjadi. Karrena itu masyarakat diimbau selalu meningkatkan kewaspadaan dan tidak melakukan aktivitas apapun di sektor Tenggara, di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari pusat erupsi.
Di luar jarak tersebut masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi Sungai di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotesi perluasan awan panas dan aliran lahar hinga jarak 17 km dari puncak.
Dilarang Beraktivitas Radius 5 Kiometer Dari Puncak Gunung
Masyarakat juga dilarang beraktivitas dalam radius 5 kilometer dari puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar.
Kemudian mewaspadai potensi awan panas, guguran lava dan lahar di sepanjang aliran Sungai/ Lembah berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar pada Sungai-sungai kecil yang merupakan anak Sungai dari Besuk Kobokan.
Advertisement