Sukses

Wakapolri: Tidak Ada Instruksi Minta Rektor Buat Video Testimoni Kesuksesan Jokowi

Wakil Kepala Polisi Republik Indonesia (Wakapolri) Komisaris Jenderal Polisi Agus Andrianto menegaskan tidak ada instruksi apalagi meminta rektor di sejumlah universitas dan perguruan tinggi, membuat video testimoni yang mengapresiasi kinerja Presiden Joko Widodo selama menjabat.

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Kepala Polisi Republik Indonesia (Wakapolri) Komisaris Jenderal Polisi Agus Andrianto menegaskan tidak ada instruksi apalagi meminta rektor di sejumlah universitas dan perguruan tinggi, membuat video testimoni yang mengapresiasi kinerja Presiden Joko Widodo selama menjabat.

"Apa ada di sini? Nggak ada, kita ngga ada. Tadi, sambutan saya juga biasa, kegiatan Baksos (bakti sosial di lapangan karebosi) juga saya tidak ada, menyangkut apa," kata Wakapolri di Kampus Universitas Hasanuddin Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu 7 Februari 2024.

Mantan Kepala Badan Reserse dan Kriminal (Bareskrim) Mabes Polri ini menyatakan tidak benar apabila ada upaya meminta testimoni para rektor, terkait dengan keberhasilan kinerja Presiden Jokowi selama masa jabatannya.

Namun pihaknya lebih menekankan upaya cooling system atau sistem pendinginan sebagai langkah preventif dalam mengantisipasi polarisasi yang bisa saja timbul karena membawa isu suku, agama, ras, dan antargolongan atau SARA selama proses Pemilu 2024.

"Saya rasa, kalau untuk colling system memang ada program Kapolri dalam rangka colling system, tapi kegiatannya adalah bakti kesehatan, bakti sosial yang bisa membantu masyarakat," papar mantan Kapolda Sumatera Utara ini menjelaskan.

Menurut dia, cooling system untuk masa 2023-2024 bertujuan membangun narasi besar demi menciptakan persatuan dan kesatuan termasuk kemajuan bangsa di atas kepentingan kelompok tertentu. Sedangkan soal instruksi itu tidak ada.

"Jadi, kalau untuk yang itu, sejauh ini tidak instruksi untuk mengarahkan berita itu. Tentunya pak Kapolda Sulsel juga tidak ada tugas seperti itu. Jadi, mungkin pengembangan yang salah pemahaman yang sama dari pelakunya, sehingga mereka melakukan. Ini baik aja gak ada," katanya.

 

2 dari 2 halaman

Pengakuan Rektor Unika Soegijapranata Semarang

Sebelumnya, Diberitakan sebelumnya, Rektor Unika Soegijapranata Semarang Ferdinandus Hindarto memaparkan universitasnya diminta polisi untuk membuat testimoni video mengapresiasi kinerja Presiden Jokowi. Ia mengaku pemilik nomor yang mengaku dari kepolisian tersebut mulai menghubunginya pada Jumat (2/2/2024).

Kemudian pada Sabtu (3/2/2024), seorang anggota kepolisian kembali menghubunginya dengan mengirimkan video testimoni dari kampus lain yang bakal segera dikirim ke Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Lutfi.

Merasa tidak perlu membuat video testimoni tersebut, Ferdinandus memilih untuk tidak membalas pesan dari nomor yang mengatasnamakan kepolisian itu.

Akhirnya, pada Senin (5 /2), nomor itu kembali menghubunginya. Dengan berbagai alasan, Ferdinandus menolak permintaan itu.