Liputan6.com, Batu - Perhimpunan Hotel dan Restauran Indonesia (PHRI) Kota Batu mencatat tingkat okupansi hotel saat long weekend ini hanya mencapai 50-60 persen. Libur panjang bertepatan masa kampanye Pemilu 2024 membuat kunjungan tak naik signifikan.
Ketua PHRI Kota Batu, Sujud Hariadi, mengatakan Februari termasuk periode low season atau musim sepi wisatawan. Momen long weekend libur Isra Miraj dan Imlek 2024 tak terlalu berdampak signifikan terhadap angka kunjungan tamu.
“Setelah puncak kunjungan pada Desember dan Januari, Februari itu biasanya periode sepi. Apalagi sekarang long weekend bareng masa kampanye akbar,” kata Sujud, Kamis, 8 Februari 2024.
Advertisement
Sujud menduga masa kampanye itu membuat banyak masyarakat berpikir ulang bila hendak bepergian jauh seperti tamasya ke Kota Batu. Mereka khawatir perjalanan tidak lancar lantaran berbarengan konvoi massa kampanye Pemilu 2024.
“Ya takutnya jalanan macet ada konvoi orang kampanye seperti itu, jadi pilih menahan diri tidak bepergian," kata dia.
Lain lagi bila long weekend ini jatuh di minggu tenang kampanye atau setelah pelaksanaan pencoblosan Pemilu 2024. Bisa jadi wisatawan membeludak dan turut berdampak ke naikknya kunjungan tamu hotel maupun penginapan lainnya.
"Seandainya seperti itu bisa jadi okupansi hotel pada Februari ini lebih bagus. Tapi bisa jadi juga warga menahan dir karena sebentar lagi kan juga ada momen lebaran Idul Fitri,” ucap Sujud.
Kondisi tempat wisata di Malang dan Kota Batu tidak banyak peningkatan kunjungan itu juga mirip seperti pada Agustus. Pada periode itu banyak warga menggelar karnaval kemerdekaan sehingga wisatawan cenderung menghindari keramaian di jalanan.
“Agustus itu termasuk periode low season juga, sebab warga khawatir terjebak macet saat bepergian,” kata Sujud.
Momen Puncak Okupansi Hotel
Menurut Sujud, pengelola hotel selama libur panjang bertepatan Isra Mikraj dan Tahun Baru Imlek 2024 ini tidak menaikkan tarif. Harga sewa kamar hotel di Kota Batu tetap sama seperti di hari-hari biasa demi menjaga daya jangkau masyarakat.
“Tarif hotel tidak ada kenaikan sebab biasanya periode ini tidak terlalu meningkat angka kunjungan,” ujar dia.
PHRI Kota Batu mencatat peak season atau puncak kunjungan biasanya pada periode Desember dan Januari saat perayaan natal dan pergantian tahun. Serta libur sekolah pada Mei-Juni dan libur lebaran Idul Fitri. Saat itu okupansi hotel bisa mencapai 90 persen dan tarif hotel bisa naik tinggi.
“Bila libur panjang kali ini bertepatan masa tenang kampanye atau setelah pencoblosan, tamu pasti banyak. Tapi tetap tak bisa mengalahkan periode puncak kunjungan,” kata Sujud.
Jumlah hotel yang jadi anggota PHRI Kota Batu ada sebanyak 60 hotel dengan sekitar 2.500 kamar tersedia. Sebanyak 10 restauran dan 10 tempat rekreasi juga jadi anggota perhimpunan ini.
Advertisement