Liputan6.com, Rembang - Pimpinan Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin Leteh, Kabupaten Rembang Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus menganggap perbedaan pilihan dalam Pemilu hal wajar dan silaturahim antar warga, terutama NU tetap terjalin.Â
"Warga Nahdlatul Ulama (NU) cukup banyak dan lebih banyak dibandingkan dengan jumlah penduduk negara tetangga, tetap tidak bisa disatukan dalam pilihan yang sama. Tetapi, setelah Pemilu mereka kembali dengan aktivitas sebelumnya," ujarnya, usai mencoblos di di TPS 01 Kelurahan Leteh, Kecamatan Rembang, Kabupaten Rembang, Rabu.
Baca Juga
Warga yang semula bertani, kata dia, akan kembali sebagai tani, pedagang juga kembali berdagang. Demikian pula wartawan kembali bekerja sebagai penyampai informasi.
Advertisement
"Silaturahim juga kembali terjalin, termasuk warga NU juga demikian karena mereka sudah terbiasa dengan pesta demokrasi setiap lima tahun ini," ujarnya.
Gus Mus yang pernah menjadi Rais 'Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama pada tahun 2014 hingga 2015 itu, hadir di TPS 01 sekitar pukul 09.50 WIB.
Gus Mus berharap mendapatkan pemimpin yang memahami rakyatnya, jujur, amanah, dan bertanggung jawab.
"Saya juga berdoa kepada Allah, jangan diberi penguasa yang tidak takut pada Tuhan dan tidak punya belas kasihan kepada rakyatnya," ujarnya.
Di Kelurahan Leteh terdapat tiga orang tersohor, yakni Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Chalil Staquf, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, dan Gus Mus.
Namun, ketiganya menggunakan hak pilihnya di TPS yang berbeda.
Sementara Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Chalil Staquf yang lebih dahulu menggunakan hak pilihnya pada pukul 08.30 WIB mencoblos di TPS 03 pada kelurahan yang sama.
Yaqut Cholil Qoumas menggunakan hak pilihnya di TPS 05 Kelurahan Leteh. Menteri Agama tersebut hadir di TPS pukul 10.16 WIB bersama istri dan anak pertamanya yang menjadi pemilih pemula.
Urusan NU Memenangkan Indonesia, Bukan Capres
Gus Mus mengingatkan tugas Nahdlatul Ulama adalah memperbaiki kinerja untuk memenangkan Indonesia, bukan untuk memenangkan calon presiden.
"Urusannya NU (Nahdlatul Ulama) itu memperbaiki kinerja memenangkan Indonesia, bukan memenangkan capres," kata Gus Mus, sapaan akrab K.H. Mustofa Bisri, saat memberikan tausiah pada pembukaan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama dan Halaqah Nasional Strategi Peradaban Nahdlatul Ulama di Pondok Pesantren Al-Munawwir Krapyak, Yogyakarta, Senin.
Gus Mus sempat khawatir dan berseloroh hendak meninggalkan lokasi acara jika Rais Aam PBNU K.H. Miftachul Akhyar dan Ketua Umum PBNU K.H. Yahya Cholil Staquf menyinggung soal Pilpres 2024 saat menyampaikan sambutan. Namun, Gus Mus mengaku lega karena kekhawatiran itu tidak terjadi.Â
"Saya ini sudah ketir-ketir ketika ketua umum pidato, rais aam pidato, jangan-jangan nyinggung pilpres. Begitu nyebut pilpres, saya keluar. Itu bukan urusannya NU. Untungnya tidak (menyinggung pilpres)," kata Gus Mus disambut tawa tamu undangan.
Dalam kesempatan itu, Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Leteh, Rembang, Jawa Tengah, itu pun diminta memimpin doa dengan berharap Indonesia beserta bangsanya dan NU bersama warganya dirahmati Allah SWT.
"Mudah-mudahan Allah merahmati Indonesia, Allah merahmati NU, Allah merahmati warga NU, Allah merahmati bangsa Indonesia," ucap Gus Mus.
Â
Â
Advertisement