Sukses

Panwas Kelurahan di Kota Kediri Meninggal Kelelahan Kawal Pemilu 2024 

Seorang Panitia Pengawas Pemilu 2024 Kelurahan Pakelan, Kecamatan Kota Kediri, Jawa Timur, bernama Hery Krishmanto meninggal dunia setelah melakukan tugasnya dalam pengawasan Pemilu 2024.

Liputan6.com, Kediri - Seorang Panitia Pengawas Pemilu 2024 Kelurahan Pakelan, Kecamatan Kota Kediri, Jawa Timur, bernama Hery Krishmanto meninggal dunia setelah melakukan tugasnya dalam pengawasan Pemilu 2024.

Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Kediri Yudi Agung Nugraha mengemukakan, Hery Krishmanto (45) merupakan petugas panwaslu kelurahan. Ia mengalami sakit saat proses penghitungan suara suara berlangsung, Rabu (14/2).

"Ia dibawa ke rumah sakit pada 14 Februari malam sekitar pukul 22.00 WIB dalam kondisi tidak sadar. Diagnosa dokter pecah pembuluh darah," katanya di Kediri, Jumat.

Ia menduga yang bersangkutan kelelahan sehingga pingsan. Saat di rumah sakit, ia juga mendapatkan perawatan terbaik, namun yang bersangkutan meninggal dunia.

Pihaknya juga mengucapkan ikut berduka cita dengan musibah tersebut serta mendoakan amal ibadah almarhum diterima di sisi Allah SWT dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan. Almarhum langsung dimakamkan di Setono Gedong, Kota Kediri.

Selama proses pemungutan dan penghitungan suara Pemilu 2024, dari jajaran Bawaslu Kota Kediri ada tiga yang mengalami sakit, yakni satu panwaslu kelurahan atau PKD, serta dua pengawas tempat pemungutan suara (PTPS). Untuk dua petugas PTPS kondisinya sudah baik dan dibolehkan pulang.

2 dari 2 halaman

27 Petugas KPPS Meninggal Selama Pemilu 2024

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat ada 27 kasus kematian petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) pada Pemilu 2024.

"Sampai saat ini tercatat 27 kasus kematian yang dilaporkan," kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi, Jumat (16/2/2024).

Ia mengemukakan berbagai kasus tersebut ditemukan di sejumlah daerah, di antaranya Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Banten, dan DKI Jakarta.

Berdasarkan data yang dihimpun hingga Jumat, pukul 14.00 WIB, tercatat sembilan kematian di antaranya kematian yang berkaitan dengan penyakit jantung.

Selain itu, empat penyakit diakibatkan oleh kecelakaan, dua infeksi syok septik, dua kematian yang tidak disebabkan oleh komorbid, satu sindrom distres pernapasan akut (ARDS), satu hipertensi, dan delapan lainnya meninggal dengan status kematian dalam perjalanan ke rumah sakit (death on arrival) dan sedang dikonfirmasi.