Liputan6.com, Banyuwangi - Harga beras terus mengalami kenaikan. Di pasaran Banyuwangi, beras premium saat ini tembus Rp 20 ribu per kilogram. Sementara kualitas medium berada di kisaran Rp 16 ribu perkilogram.
“Karena dampak el nino, petani baru mulai tanam bulan Januari, biasanya N ovember Desember,” terang Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Banyuwangi Ilham Juanda, Rabu (21/2/2024).
Lanjutnya, karena akhir tahun tidak hujan, masa tanam yang biasa dilakukan akhir tahun mundur ke awal tahun, dan otomatis berpengaruh pada mundurnya masa panen raya.
Advertisement
“Normalnya Maret-April bisa panen raya, karena tanamnya mundur, panennya kemungkinan mundur di bulan Mei-Juni,” ujar Ilham.
Selain dipengaruhi mundurnya masa panen, kenaikan harga beras juga dipengaruhi oleh perayaan beberapa hari besar keagamaan yang selalu diikuti kenaikan harga bahan pokok.
“Harga komoditi utama di masyarakat mungkin turunnya agak lama,” kata Kepala Dinas Koperasi, Usaha Mikro dan Perdagangan Banyuwangi Nanin Oktaviantie.
Namun demikian, Pemkab Banyuwangi disebutnya telah melakukan sejumlah upaya untuk menekan kenaikan harga bahan pokok, di antaranya dengan pendirian toko pengendalian inflasi Banyuwangi (Top Si Wangi).
“Terdapat 147 toko inflasi yang menjual komoditi Bulog,” jelas Nanin.
Selain itu, Pemkab Banyuwangi juga menggencarkan operasi pasar yang terus digeber merata ke seluruh kecamatan di Banyuwangi dan diharapkan dapat menekan kenaikan harga bahan pokok.
“Kita bersama bulog terus menggeber operasi pasar murah di sejumlah titik. Kami berharap momen ini bisa dimanfaatkan oleh masyarakat untuk membeli kebutuhan poko terutama komediti beras yang masih naik harganya,”kata Nanin
Penjelasan Bulog Banyuwangi
Kepala Bulog Banyuwangi Harisun menyatakan, mundurnya waktu panen mengakibatkan suplai beras dari petani berkurang yang otomatis berpengaruh pada ketersedian beras.
Naiknya harga beras diperkirkan masih akan terus berlangsung hingga panen raya pada Maret.
“Maret minggu kedua diprediksi gabah sudah mulai turun,” tambahnya.
Panen raya diharapkan dapat menambah produksi dan ketersediaan beras yang berpengaruh pada stabilisasi harga.
“Mudah-mudahan panen raya bulan depan ini, bisa menstabilkan harga beras karena ada tambahan stok beras,” paparnya.
Menurut Harisun, untuk penyerapan gabah dari petani masih distop karena tidak ada panen. Sehingga gudang Bulog untuk penyerapan gabah masih kosong. Namun demikian, Bulog tetap menerima serapan gabah dari petani sesuai dengan HPP.
“Bulog siap menyerap gabah petani kapanpun tentunya sesuai dengan HPP. Karena gudang Bulog sudah kosong untuk penyerapan gabah karena memang tidak ada panenan,”tambahnya.
Sementara itu, untuk stok beras di gudang Bulog Banyuwangi hingga saat ini mencapai 5500 ton. Jumlah ini diperkirakan mencukupi untuk kebutuhan tiga bulan ke depan.
“Inisya allah stok beras di gudang Bulog mencukupi tiga bulan ke depan yaitu pada masa panen raya,”tegasnya.
Advertisement