Liputan6.com, Surabaya - Direktur Utama Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Menur Surabaya Vitria Dewi mengungkapkan, pihaknya hingga saat ini masih belum menerima pasien Calon Legislatif (Caleg) yang depresi usai gagal dalam kontestasi Pemilu 14 Februari 2024.
Menurutnya, pihaknya tidak bisa mendeteksi pasien baru dari kalangan caleg karena data pasien yang terekam hanya nama, usia dan pekerjaan. Sementara caleg bukan masuk dalam kategori pekerjaan.
“Puji Tuhan, sampai saat ini belum ada tambahan pasien baru yang terindikasi karena gagal nyaleg. Apalagi memang data kami juga tidak menulis pekerjaan seseorang itu caleg” ujarnya, Kamis (22/2/2024).
Advertisement
Vitria mengimbau agar para caleg ini bisa memiliki kesiapan dan kekuatan mental menghadapi kenyataan jika memang maupun kalah.
"Semua itu selalu punya keinginan tetapi tidak semua bisa tercapai. Maka setiap orang harus punya ketahanan mental menghadapi situasi dan keadaan. Itulah yang membuat mental kita terjaga," ucapnya.
Selain itu, lanjut Fitria, peran keluarga dan lingkungan diharapkan bisa mendampingi dan menjaga mental caleg yang gagal. Karena penyebab gangguan mental tidak bisa dipahami semua orang dan kadang berasal dari hal yang dikira orang sepele.
Vitria juga menyarankan kepada caleg untuk berkonsultasi di RSJ Menur jika ditemukan tanda-tanda stres seperti pusing ataupun tidak bisa tidur.
"Bisa rawat jalan atau igd, misal kondisi darurat keluarga tidak bisa menenangkan bisa langsung ke IGD. Selanjutnya, tergantung pemeriksaan dan diagnosa dokternya, perawatan yang diperlukan," ujarnya.
Vitria menyebut, beberapa pasien datang ke RSJ Menur biasanya karena stres ataupun depresi. Dan jika tidak diobati bisa mengarah ke halusinasi.
Depresi Bisa Disembuhkan
"Depresi bisa sembuh, bisa terapi dengan obat atau rehabilitasi. Masalah nanti bisa kambuh lagi tergantung ketahanan mentalnya. Makanya kami kalau kasih obat-obatan menekankan harus dikonsumsi sesuai dosis," ucapnya.
Selain itu, kata Vitria, pasien yang meningkat di RSJ Menur kebanyakan dari kalangan anak-anak dan remaja. Sementara pasien yang menjalani perawatan banyak didominasi dewasa laki-laki.
"Kami selalu siap menerima pasien baru karena kapasitas kami 365 pasien, meskipun sudah terpakai 70 persennya," ujarnya.
Advertisement