Liputan6.com, Lumajang - Petugas Pos Pengamatan Gunung (PPG) Semeru Ghufron Alwi mengatakan, Gunung Semeru yang berada di Perbatasan Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang, Jawa Timur, mengalami delapan erupsi hari dalam dua hari
Pada Minggu (3/3/2024), tercatat Gunung Semeru erupsi sebanyak lima kali, yakni pada pukul 00.14 Wib, 15.16 Wib, 19.10 Wib, 21.07 Wib, dan pukul 11.47 Wib. Kemudian pada hari Senin (4/3/2024) tercatat sudah tiga kali erupsi.
Baca Juga
“Terjadi erupsi pada 4 Maret 2024 pukul 06.15 Wib dengan tinggi kolom abu vulkanik sekitar 500 meter di atas puncak atau sekitar 4.176 meter di atas permukaan laut,”ujarnya, Selasa (5/3/2024).
Advertisement
Kemudian kolom abu vulkanik teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal kea rah barat daya dan barat. Erupsi itu terekam di seismograf dengan amplitude maksimum 22 mm dan durasi 125 detik.
Erupsi terjadi kembali pada pukul 07.18 Wib dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 800 meter di atas puncak atau 4.476 meter di atas permukaan laut.
“Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat dan barat laut. Erupsi terekam di seismograf dengan amplitude maksimum 23 mm dan durasi 117 detik,”katanya
Selama hampir lima jam erupsi Gunung Semeru kembali terjadi pada pukul 11.49 Wib, namun visual letuasan tidak teramati dari Pos Pengamatan Gunung Semeru.
“Erupsi itu terekam di seismograf dengan amplitude maksimum 22 mm dan durasi 118 detik,”paparnya
Sejak 1 Januari hingga 4 Maret 2024 pukul 16.00 Wib tercatat 96 kali jumlah letusan Gunung Semeru yang pernah tercatat oleh petugas Pos Pengamatan Gunung Api Semeru yang berada di Lumajang.
Tidak Berdampak Signifikan Terhadap Aktivitas Warga
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang, erupsi yang terjadi selama beberapa pekan pada 2024 tidak berdampak signifikan terhadap aktivitas warga yang berada di lereng Gunung Semeru
Status Gunung yang memiliki ketinggain 3676 mdpl itu masih berstatus sisga atau level III, sehingga masyarakat dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 Km dari pucak erupsi.
Di luar jarak tersebut, masyarakat diminta tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi Sungai di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 Km dari puncak.
Kemudian masyarakat tidak boleh beraktivitas dalam radius 5 Km dari kawah/puncak Gunung Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar.
Masyarkat juga diimbau mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran Sungai/ yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada Sungai- Sungai kecil yang merupakan anak Sungai dari Besuk Kobokan.
Advertisement