3 Warga di Bojonegoro Tewas Diduga Akibat Pesta Miras

Liputan6.com, Bojonegoro - Kasatreskrim Polres Bojonegoro AKP Fahmi Amrullah membenarkan adanya tiga warga di Sukosewu, Bojonegoro yang tewas akibat minuman keras (miras).

"Mereka minum-minum jam 10 pagi sampai 5 sore di warung kemarin, namun kami dari pihak Satreskrim Polres Bojonegoro belum memastikan cairan yang diminum para korban tersebut," kata Fahmi, Senin (18/3/2024).

Diceritakan Fahmi, kejadian itu bermula RZB alias Kirun (28), membawa tiga botol cairan ke warung makan di daerah Sukosewu, Bojonegoro, Jawa Timur.

"Warna cairannya seperti teh, apa itu miras tidak jelas. Arak atau apa masih belum bisa dipastikan," katanya, mengungkapkan.

Setibanya di warung tersebut, cairan yang dibawa RZB warga Desa Mayangkawis Kecamatan Balen, diminum bersama keempat temannya yakni DS (45), ZA (27) dan IM alias Ngepong (34), warga Desa Mayangkawis Kecamatan Balen. Serta AP (35), warga Desa Duyungan Kecamatan Sukosewu Kabupaten Bojonegoro.

Usai meminum cairan diduga miras tersebut, mereka pulang ke rumahnya masing-masing. Namun kelima orang tersebut mengalami gejala-gejala mual, pusing, sakit perut dan lainnya.

"Mereka akhirnya lemas dan dibawa ke rumah sakit untuk mendapat penanganan dokter," katanya, menerangkan.

Fahmi mengatakan, DS (45), yang bekerja sebagai sopir Kepala Desa Mayangkawis, meninggal dunia di tempat kerjanya. Sedangkan RZB alias Kirun meninggal dunia di RSUD Sumberejo dan ZA meninggal dunia di RSUD Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro.

Sementara itu kedua teman korban AP dan IM alias Ngepong dikabarkan selamat.

Polsek Rappocini, Makassar amankan belasan remaja yang melakukan pesta miras dan hendak melakukan balap liar. Mereka diamankan saat petugas polsek Rappocini melakukan razia ramadan.

2 dari 2 halaman

RSUD Sumberejo Membenarkan

Ilustrasi Miras Oplosan — Ilustrasi miras oplosan (Liputan6.com/Nafisco)

Fahmi menghimbau kepada masyarakat untuk menjaga ketertiban dan keamanan di masyarakat.

"Sekarang bulan puasa, bulan penuh berkah. Masyarakat memperbanyak ibadah dan kegiatan positif," katanya.

Sementara itu Direktur RSUD Sumberejo, dr. Ratih Wulandari mengakui adanya salah seorang warga yang dilarikan ke RSUD Sumberejo. Namun dokter Ratih tidak berhak menyampaikan terkait kondisi korban apakah keracunan atau tidak.

"Tetapi saat dibawa ke RSUD Sumberejo, korban kondisinya sudah jelek, kritis dan tidak sadarkan diri. Korban akhir meninggal dunia dan hasil visum luar tidak ada tanda-tanda kekerasan," katanya.