Sukses

Kisah Sukses Pemilik Brand Jersey Calma Eko Fadly, Berawal dari Gagal Jadi Pemain Bola

Bagi Eko, jersey adalah salah satu hal penting dalam industri olahraga. Dari sanalah, pria berdarah Minang itu mulai mempelajari bisnis itu sejak tahun 2013.

Liputan6.com, Jakarta - Gagal menjadi pemain bola yang menjadi impiannya sejak kecil, tidak membuat Eko Fadly (30) putus asa. Eko masih 'merumput' lewat bisnis jersey yang digeluti dan meraup cuan dari usaha ini.

Usaha jersey diawali sejak 2013 dengan belajar dengan seorang sahabatnya yang juga pemilik salah satu brand apparel lokal.

“Akhirnya Tuhan memberi saya jalan untuk bisa membangun tempat produksi dan brand sendiri pada tahun 2023," kata Eko, Kamis (21/3/2024).

Sikap Eko teguh untuk mendirikan dan mengembangkan bisnis jersey dengan nama brand Calma. Ia bahkan berani keluar dari pekerjaannya dan ingin lebih mendalami bisnis jersey.

“Pimpinan saya ketika itu mendukung keputusan untuk resign dan memulai bisnis. Ia pun memberikan saran agar belajar managemen bisnis dan pola produksi, saya memulai bisnis dari nol," kata Eko.

Jatuh bangun berpeluh keringat dirasakan Eko. Awal usahanya, tim produksi Calma hanya ada empat orang. Eko pun harus turun tangan ke ranah produksi hampir 15 jam setiap harinya.

"Hingga saat ini produksi sudah berjalan, dan saya sudah memiliki kurang lebih 30 tim produksi hari ini,” ujar pria yang tumbuh besar di Bekasi, Jawa Barat.

Sarjana lulusan Teknik Informatika di Universitas Bhayangkara ini menyatakan, tak ada riset khusus soal nama Calma. Nama Calma muncul saat Eko menonton video di kanal Youtube. Calma muncul secara spontanitas dan ditambah perlunya nama brand lantaran tawaran kerjasama di depan mata Eko.

Calma berfilosofi sebagai bentuk ketenangan. Dari ketenangan, Eko dan timnya bisa terus belajar, berproses, dan berkembang tanpa harus terburu-buru.

Bagi Eko, produk tak bisa dipaksakan sesuai keinginan dan selera pribadi. Sekali lagi, Eko mengedepankan dan menjunjung tinggi kepuasan pelanggan.

“Bahkan di workshop produksi, saya menuliskan kata-kata ‘Kepuasaan costumer adalah rezeki berkah untuk kita, kekecewaan costumer merupakan awal petaka untuk kita’. Tujuannya adalah untuk memotivasi teman-teman,” ujarnya.

 

Target pemasaran Calma, lanjut Eko, tentu masyarakat Indonesia. Apalagi, tren jersey kini didukung dengan meningkatnya literasi masyarakat akan kesehatan dan pentingnya aktivitas olahraga.

Komitmen terhadap kepuasan pelanggan terhadap produk jersey buatan Calma pun berbuah manis. Calma mendapat kesempatan untuk merambah bisnis jerseynya ke sejumlah para petinggi dan pemilik klub sepakbola profesional.

"Dari pitching, lalu berujung order dan menjadi partner. Kami presentasikan ide-ide kami kepada para petinggi dan pemilik klub. Khusus Serpong City, produk kami langsung direview oleh club advisor Nabil Husein, dan beliau menyetujui kami sebagai partner apparel. Begitu juga dengan PSKC Cimahi, kami langsung present kepada Presiden Klub Rendra Sudjoeno, dan beliau juga senang,” ujar Eko.

 

 

2 dari 2 halaman

Impian Menembus Pasar Ekspor

Menembus pasar ekspor secara reguler dan jangka panjang adalah impian setiap pengusaha tak terkecuali Eko. Eko selalu berusaha memberikan kualitas produk terbaik dan komitmen penuh terhadap pelayanan. Dari komitmen itu, Eko ingin membawa jenama Calma mendunia.

“Cita-cita ekspor itu tentu sudah ada, Insya Allah pada tahun ketiga, target kami ekpansi ke pasar Asia khususnya Asia Tenggara,” ujar Eko.

Produk jersey PKSC Cimahi yang digawangi Calma sebenarnya sudah menembus pasar Eropa meskipun masih bersifat momentum. Keunikan jersey PKSC Cimahi membuatnya bisa dipasarkan di marketplace khusus jersey, Vintage Football Shirts dan Classic Football Shirts.

“CFS ini merupakan store atau toko jersey terbesar di Inggris raya. Mereka menyampaikan ke kami bahwa brand Calma menjadi brand kelima asal Indonesia yang dipajang di toko mereka,” tambah Eko.

Pemesanan jersey PKSC buatan Calma dipesan satuan oleh para kolektor. Eko menambahkan, Calma pernah mengirimkan jersey PKSC ke Italia, Spanyol, Jerman, dan Brazil.

Kini, Eko masih menerapkan strategi promosi dengan jejaring e-commerce dan aktivitas belanja offline dengan bekerja sama dengan tim-tim liga Indonesia. Seiring penjualan, Eko juga terus termotivasi untuk lebih berkembang demi mimpinya.