Sukses

Kasus TB di Banyuwangi Capai Ribuan, Terbanyak di Kecamatan Muncar

Amir mengatakan, skrining dengan foto rontgen thorax gratis tersebut adalah sebuah upaya dalam menemukan lebih banyak kasus TB sehingga memudahkan penanganan dan pengobatan dalam mengurangi kasusnya. Sebab

Liputan6.com, Banyuwangi Dinas Kesehatan Banyuwangi mencatat ada 1.901 temuan kasus Tuberkulosis (TB) pada 2024 ini.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi Amir Hidayat menyatakan, temuan itu merupakan hasil skrining dengan rontgen thorax di seluruh Banyuwangi. Kata dia, dari 7.388 orang suspek yang dilakukan skrining, 26 persennya positif bergejala TB.

“Jumlah itu cukup tinggi, untuk itu upaya pengobatan terhadap penderita tuberkulosis gencar kita lakukan,”ujar Amir, di Banyuwangi, Kamis (21/3/2024).

Amir mengatakan, skrining dengan foto rontgen thorax gratis tersebut adalah sebuah upaya dalam menemukan lebih banyak kasus TB sehingga memudahkan penanganan dan pengobatan dalam mengurangi kasusnya. Sebab, kasus TB seperti fenomena gunung es, kecil dipermukaan namun membesar di bagian bawahnya.

“untuk sekarang yang tercatat, kasus TB kurang lebih ada 7 ribu yang masih suspek dan 1.901 yang sudah positif, yang didominasi oleh usia produktif,” tambahnya.

Amir Hidayat menambahkan, ribuan penderita tuberkulosis tersebut akan dipantau dalam proses penyembuhanya oleh petugas lapangan Kesehatan selam enam bulan, pemantauan  itu disebut Pengwasan Menelan Obat (PMO) Tuberkulosis.

“Sedanglan untuk obat TB sediri diberikan secara gratis oleh pemerintah selama pengobatan. Sehingga pasien tidak dibebani biaya hanya menjalani pengobatan selama enam bulan,” tutur Amir.

Sementara itu, wilayah yang paling banyak ditemukan penderita tuberkulosis di Banyuwangi, yaitu berada di Kecamatan Muncar, Genteng dan Kecamatan Wongsorejo.

2 dari 2 halaman

Identik dengan Kemiskinan

Daerah tersebut kata Amir, selain tingkat kemiskinannya yang cukup tinggi, lingkunganya juga sangat padat penduduk dan kumuh. Sehingga penyakit tuberkulosis mudah menular.

“Temuan suspek yang paling tinggi di tiga kecamatan ini kenapa yang seperti ini sebenarnya ada dua sebab. Jadi TBC ini dekat dengan kemiskinan, yang kemiskinanya tinggi biasanya rumahnya tidak sehat,”paparnya.

Kalau rumahnya tidak sehat biasanya relatif kalau ada satu anggota itu anggota keluarga yang lain itu juga reskio tertular.

"jadi Wongsorejo yang paling banyak Muncar juga demikian. Yang kedua kepadatan dan lingkungan yang tidak sehat,”Pungkas Amir