Sukses

Cerita Warga Saat Peristiwa Perampokan dan Pembunuhan di Malang

Salah seorang warga melihat ada pria berjaket dan memaai helm sebelum terjadi peristiwa pembunuhan di Mangliawan , Kabupaten Malang

Liputan6.com, Malang - Peristiwa diduga perampokan disertai pembunuhan terjadi di sebuah rumah Jalan Anggodo, Desa Mangliawan, Pakis, Kabupaten Malang, pada Jumat, 22 Maret 2024 malam. Seorang penghuni tewas akibat luka tusukan pada leher belakang.

Peristiwa pembunuhan di Malang itu terjadi sekitar pukul 19.30 saat sebagian warga sedang melaksanakan ibadah salat tarawih. Korban tewas bernama Agus, 60 tahun dan Esther Sri Purwaningsih, 70 tahun luka lebam pada bagian wajah.

Seorang tetangga korban, Azizah, menuturkan baru pulang dan masuk rumah sekitar pukul 19.00. Saat tiba di rumah dia tidak melihat ada satu orang pun yang melintas, tidak tampak pula ada motor parkir di depan rumah korban.

“Suasana kampung sepi. Saat saya pulang, pagar rumah korban terlihat tertutup seperti biasa,” kata Azizah yang rumahnya persis di depan rumah korban.

Sekitar 30 menit kemudian, dari dalam rumah dia mendengar Esther berteriak minta tolong. Begitu keluar, dia melihat korban berdiri di balik pagar sambil berpegangan dan meminta bantuan dengan wajah terluka dan berdarah.

“Bu Esther bilang ada ketika hendak pakai baju tiba-tiba ada orang yang memukul dan membenturkan kepalanya dari belakang,” ujar Azizah.

Dia lalu meminta bantuan ke warga, istri Ketua RT setempat dan seorang warga lainnya lalu masuk ke dalam untuk menolong korban. Korban meminta warga untuk melihat dan memastikan kondisi Agus adiknya di kamar belakang karena saat dipanggil tidak menyahut.

“Setelah dicek ternyata pak Agus sudah meninggal dunia akibat luka tusukan di leher,” ucap dia.

Saat di dalam rumah korban, dia tidak melihat kondisi rumah dalam keadaan acak-acakan, keadaannya biasa saja. Namun lampu di ruang belakang tempat korban ditemukan tewas ketika itu tidak menyala.

“Tidak tahu apakah lampu dimatikan oleh penghuni rumah atau siapa. Bu Esther mengaku tak sempat melihat ke arah pelaku,” kata Azizah.

Sehari-hari, Esther tinggal bersama adiknya, Agus yang penyandang disabilitas netra. Rumah korban pembunuhan di Malang ini rapat rumah penduduk. Di belakang rumah ini terdapat masjid dan pondok pesantren tempat warga salat tarawih.

2 dari 2 halaman

Ada Orang Mencurigakan

Febri, seorang tetangga korban, mengaku sempat melihat orang dengan gelagat mencurigakan. Sekitar pukul 19.10, dia bersama dua orang temannya sedang duduk di teras rumah saudaranya. Jarak dengan rumah korban hanya dibatasi satu rumah warga lainnya.

“Ada orang agak kurus, pakai jaket hitam dan helm jalan kaki dari timur ke barat bawa bungkusan hitam mirip kurir paket gitu. Itu bukan warga sini karena kami tak kenal,” kata dia.

Ketika itu dia juga tak mendengar ada suara motor ataupun suara pagar dibuka. Dia lalu pulang ke rumah, tidak beberapa lama kemudian ibunya mengabarkan ada peristiwa pembunuhan itu. Agus ditemukan tewas, sedangkan Esther luka kini dirawat di rumah sakit.

Kepolisian masih mendalami peristiwa berdarah di rumah kakak beradik yang sudah lanjut usia itu. Belum bisa dipastikan motif karena baru dilakukan olah tempat kejadian perkara dan meminta keterangan sejumlah saksi.

“Kami baru selesai olah tempat kejadian perkara, jadi masih kami dalami apa motifnya. Mohon doanya agar bisa segera mengungkap kasus ini,” kata Kasat Reskrim Polres Malang, AKP Gandha Syah.