Liputan6.com, Malang - Sebuah rumah yang dihuni kakak beradik berusia lanjut di Jalan Anggodo, Desa Mangliawan, Pakis, Kabupaten Malang, disatroni orang tak dikenal. Seorang penghuni tewas akibat luka tusukan pada leher bagian belakang.
Peristiwa pembunuhan di Malang itu terjadi pada Jumat, 22 Maret 2024 sekitar pukul 19.30 saat sebagian warga sedang beribadah tarawih. Penghuni rumah itu adalah Esther Sri Purwaningsih, 70 tahun mengalami luka dan Agus, 60 tahun luka akibat ditusuk pisau pada leher belakang.
Tidak ada suara gaduh ketika pembunuhan itu terjadi. Seekor anjing ras golden retriever milik korban pun tak terdengar menggonggong sama sekali, sehingga tak memicu kecurigaan warga. Peristiwa itu baru diketahi warga setelah Esther keluar dan berteriak minta tolong.
Advertisement
Keponakan korban, Andrew Rhesa Cahyono, mengatakan di dalam rumah itu ada seekor anjing ras golden retriever betina berusia sekitar 3 tahun. Anjing dilepas di halaman belakang yang tertutup langsung dengan tembok rumah tetangga.
“Iya, tadi terlihat hanya meringkuk di sudut halaman belakang saja. Selama ini anjing itu takut dan cenderung menghindar terhadap orang asing,” kata dia.
Dulu, lanjut dia, di rumah itu pernah dipelihara tiga ekor yakni sepasang golden retriever dan seekor Rottweiler. Namun setelah jenis rottweiler mati, golden retriever jantan dibawa pergi. Apalagi ketika itu banyak tetangga mengajukan protes.
“Sebenarnya dulu tujuannya ya untuk menemani dan menjaga rumah ini. Setelah ini anjing yang di rumah ini saya bawa pulang ke rumah,” ujar dia.
Andrew menambahkan, untuk sementara ini diketahui dompet dan handphone milik Esther di dalam kamar yang diambil pelaku pembunuhan di Malang itu. Sedangkan untuk barang lainnya, harus diperiksa lagi guna memastikan ada yang hilang atau tidak.
“Tidak ada pintu atau lemari yang rusak karena dibuka paksa. Kondisi rumah juga tidak berantakan seperti bekas diacak-acak,” kata dia.
Sempat Video Call
Andrew mengatakan, Esther memiliki tiga anak seorang tinggal di Surabaya dan dua orang lagi tinggal di luar negeri. Sedangkan, Agus, disabilitas netra sejak kecil dan tidak menikah. Dia sering datang dan kadang menginap tidur di sini untuk menemani.
“Sering juga diminta antar bepergian. Jumat pagi tadi tante sempat menghubungi lewat panggilan video, minta tolong mengetikkan teks lagu rohani,” kata Andrew.
Dalam berkomunikasi itu, sambung dia, tidak ada suatu cerita yang mengarah ke hal mencurigakan. Pihak keluarga berharap kepolisian bisa mengungkap kasus ini secepatnya, menangkap pelaku pembunuhan Agus.
Kepolisian masih mendalami peristiwa berdarah di rumah kakak beradik yang sudah lanjut usia itu. Belum bisa dipastikan motif karena baru dilakukan olah tempat kejadian perkara dan meminta keterangan sejumlah saksi.
“Kami baru selesai olah tempat kejadian perkara, jadi masih kami dalami apa motifnya. Mohon doanya agar bisa segera mengungkap kasus ini,” kata Kasat Reskrim Polres Malang, AKP Gandha Syah.
Advertisement