Sukses

Fenomena War Takjil Warga Non Islam Saat Puasa Ramadan, Begini Kata Guru Besar Unair Surabaya

Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga (Unair) Bagong Suyanto menanggapi Fenomena perburuan takjil lintas agama atau non Islam (Nonis) yang mencuat akhir-akhir ini. Menurutnya, momen ini bisa mempererat tali persaudaraan antar umat beragama.

Liputan6.com, Surabaya - Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga (Unair) Bagong Suyanto menanggapi Fenomena perburuan takjil lintas agama atau non Islam (Nonis) yang mencuat akhir-akhir ini. Menurutnya,  momen ini bisa mempererat tali persaudaraan antar umat beragama.

“Kalau masyarakat muslim beli takjil kebanyakan untuk konsumsi pribadi. Kalau masyarakat non muslim beli takjil selain untuk konsumsi pribadi, ada juga yang dibagikan kepada masyarakat yang menjalankan puasa,” katanya, Senin (25/3/2024).

Tak hanya itu saja, Guru Besar Ilmu Sosiologi tersebut mengungkapkan bahwa fenomena ini menjadi bentuk kerukunan antar umat beragama. Hal ini membuktikan bahwa meski Indonesia memiliki masyarakat yang beragam, tapi tali persatuan masih terikat dengan erat.

“Saya melihat fenomena ini sebagai bentuk tindakan yang rukun antar umat beragama,” ungkapnya.

Prof Bagong menambahkan, fenomena ini merupakan tren yang baik. Fenomena ini mengandung pesan moral untuk saling menghormati meski memeluk agama yang berbeda.

“Saya rasa ini tren yang baik, supaya memberikan gambaran kepada masyarakat bahwa meski berbeda agama tetap harus saling menghormati satu sama lain,” ujarnya.

Dekan FISIP Unair berharap bahwa tren yang memberikan dampak positif seperti ini bisa terus berlanjut. Apalagi kondisi masyarakat Indonesia yang beragam sehingga sikap yang toleran perlu terbangun dengan baik.

“Di masyarakat multipluralis seperti Indonesia harus dibangun sikap yang toleran,” pungkasnya. 

2 dari 2 halaman

Calo Kolak

Antusiasme berburu takjil masih menyala hingga menjelang pertengahan Ramadhan. Bisa dibilang, persaingan membeli penganan dan minuman berbuka puasa bahkan masih sengit, sampai-sampai muncul jalur calo.

Setidaknya itu yang terlihat dalam antrean kolak Mangga Besar, Jakarta yang viral di media sosial. Momen ini dibagikan akun TikTok @putriisihaloho, Rabu, 20 Maret, menulis keterangan, "Udah antri dari jam 02.00 WIB sampai jam 4.30 WIB blm datang juga abangnya, jadinya muncul jalur calo buat diambil besok sore. "

Di klip yang dibagikan, tampak seorang pria menerima kertas dan uang yang diduga akan dipakai membeli kolak tersebut. Sejak diunggaj, video tersebut telah mencatat 1,2 juta penayangan, dan mengundang berbagi komentar warganet. Sebagian mengaku penasaran seenak apa kolak tersebut sampai membuat banyak orang rela antre lama, bahkan sekarang memakai jasa calo.

"Calo tiket ❌calo kolak ✅," komentar seorang warganet. "Sumpah ini emang bikin macet banget. Pernah lewat situ, saking banyak kerumunan, awalnya ngira ada kecelakaan, ternyata orang antri beli kolak," timpal yang lain. "Jujur emang enak sih kolek ini, kuahnya kental, isiannya gak pelit biarpun harganya lumayan. Tapi kalo puasa harus antri begini, maaf gak dulu," menurut pengguna berbeda.

Saking ramai, tidak sedikit kreator konten yang ikut antre kolak tersebut, termasuk YouTuber Korea Selatan berbasis di Jakarta, Noona Rosa. Ia berbagi pengalamannya beli takjil di unggahan media sosial pada Senin, 18 Maret 2024.

"Yedeura, aku kali ini hunting takjil yang lagi viral di Mangga Besar yang kalian rekomendasikan," tulisnya di klip online tersebut. "Wah ini antre banget, tapi enggak pakai nomor. Rame banget, semuanya rebutan! Aku excited, tapi cukup sekali aja karena padat sekali."