Sukses

Pemkab Lumajang Tangani Banjir Lahar Dingin Semeru, Warga Desa Mengungsi

Penjabat Bupati Lumajang Indah Wahyuni menetapkan masa tanggap darurat bencana lahar dingin Semeru.

Liputan6.com, Lumajang - Penjabat Bupati Lumajang Indah Wahyuni menetapkan masa tanggap darurat bencana lahar dingin Gunung Semeru.

"Kami akan menggelar rapat untuk menetapkan status tanggap darurat, dan segera membentuk satuan tugas komando. Saya meminta Pak Sekda untuk menjadi koordinator, melibatkan berbagai instansi seperti BPBD, Dishub, Dinas Sosial, Dinas PUTR, TNI-POLRI, untuk bergerak bersama dalam situasi darurat ini," ungkapnya, Jumat (19/4/2024).

Ia menambahkan, pihaknya telah membuka posko kegawatdaruratan di Kantor BPBD Lumajang dan akan mendirikan posko darurat di beberapa titik terdampak, termasuk Pronojiwo, Kebondeli, dan Jugosari.

"Bidang kegawatdaruratan telah terbentuk di kantor BPBD, dengan fokus utama pada tiga kecamatan terdampak yaitu Pasirian, Candipuro, dan Pronojiwo," tambahnya. 

Intensitas hujan yang melanda Lumajang sejak Kamis (18/4/2024) siang hingga malam hari telah mengakibatkan banjir lahar dingin di sejumlah wilayah.

Kondisi tersebut mengharuskan sejumlah warga di Kecamatan Candipuro untuk mengungsi ke titik-titik pengungsian, sementara infrastruktur penting seperti jembatan dilaporkan terputus.

Berdasarkan informasi dari Pos Pemantauan Gunung Api (PGA) Gunung Semeru, amplitudo maksimal (amak) getaran banjir mencapai level "overscale" atau di atas skala. Pada pukul 18.30 WIB, amplitudo mencapai 35 mm, naik menjadi 40 mm dalam waktu dua menit berikutnya, dan tetap tinggi pada 40 mm setelahnya.

Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru Yadi Yuliandi menyebutkan, pengamatan kegempaan aktivitas Gunung Semeru menunjukan adanya gempa getaran banjir.

“Terjadi satu kali gempa getaran banjir dengan amplitude 20 mm selama 17.223 detik atau hampir 5 jam,”ujarnya, Jumat (19/4/2024).

2 dari 2 halaman

Dua Kali Gempa

Terjadi dua kali gempa embusan dengan amplitudo 2-7 mm dan lama gempa 35-100 detik, tiga kali harmonik dengan amplitudo 3-6 mm dan lama gempa 129-504 detik, serta lima kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 4-28 mm.

"Pengamatan secara visual, Gunung Semeru tertutup kabut, asap kawah tidak teramati. Cuaca berawan hingga hujan, angin lemah hingga sedang ke arah utara, timur laut dan barat," katanya.

Getaran banjir yang cukup lama tersebut menyebabkan aliran banjir lahar dingin Gunung Semeru cukup deras hingga menyebabkan bronjong atau tanggul penahan di Dusun Sumber Kajang, Desa Jugosari, Kecamatan Candipuro mengalami kerusakan..

Sementara itu, Gunung Semeru kembali erupsi pada Kamis dini hari pukul 00.34 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 800 meter di atas puncak.