Sukses

Basarnas Surabaya Bekali 50 Relawan Teknik Penyelematan Kecelakaan di Laut

Basarnas Surabaya menggelar pelatihan penyelamatan di laut kepada 50 relawan dari 31 instansi di Jatim, yang digelar di Madura selama sepekan 1 sampai 7 Mei 2024.

Liputan6.com, Sumenep - Basarnas Surabaya menggelar pelatihan penyelamatan di laut kepada 50 relawan dari 31 instansi di Jatim, yang digelar di Madura selama sepekan 1 sampai 7 Mei 2024.

“Kegiatan pelatihan potensi SAR yang kita peruntukkan seluruh potensi SAR terutama di wilayah Madura dan sekitarnya dengan skema pertolongan air. Kenapa di wilayah Madura, karena sisi timur, barat dikelilingi daerah ataupun wilayah perairan,” kata Kepala Seksi Sumber Daya Kantor Basarnas Surabaya M Zaenal Arifin, Rabu (8/5/2024).

Zaenal menyatakan, dengan adanya pelatihan di setiap daerah, nantinya ilmu pengetahuan dan kemampuan pertolongan di permukaan laut dapat dimaksimalkan ketika dibutuhkan oleh masyarakat saat terjadi kecelakaan laut. Sehingga relawan yang ada diberbagai daerah tersebut benar-benar menerapkan ilmu serta tehnik yang dimiliki saat mengikuti pelatihan.

“Nanti di lapangan tidak ada ego. Jadi harus bicara secara kemanusiaan untuk memberi pertolongan kepada masyarakat yang membutuhkan,” ucap dia.

Menjadi relawan bukanlah perkara mudah, melainkan harus memiliki kemampuan fisik yang mumpuni, mengingat penyelamat kecelakaan laut sangatlah berbeda dengan penyelematan kecelakaan di daratan. Sehingga tehnik dalam melaksanakan pertolongan di permukaan laut benar-benar dikuasai secara maksimal.

“Dalam penyelamatan permukaan air ini paling utama adalah fisik, agar saat melaksanakan penyelamatan bisa berjalan normal. Maka dengan pelatihan ini sangtlah banyak ilmu yang kami peroleh untuk diberitahukan kepada masyarakat secara luas,” kata Hairus, perwakilan nelayan asal Pamekasan.

Dengan adanya pelatihan ini membuat relawan perwakilan dari nelayan merasa memiliki ilmu pengetahuan yang sangat berarti, sebab dari sebelumnya ketika terjadi kecelakaan laut menolong korban tanpa didasari ilmu pengetahuan. Sehingga asal menolong tanpa menggunakan tehnik secara medis yang membuat kondisi korban semakin memburuk.

“Saya sangat beryerima kasih, sangat banyak ilmu dalam melakukan penyelamatan kecelakaan laut. nanti ilmu yang saya peroleh akan disampaikan ke nelayan lain agar dalam menyelamatkan kecelakaan laut dilakukan secara benar,” katanya.