Sukses

Polda Jatim Pastikan Keamanan Jalur Bandara, Pelabuhan dan Terminal Jelang WWF di Bali

Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Imam Sugianto mengungkapkan, pihaknya akan menyebar personel di bandara, pelabuhan dan terminal guna mengawal jalannya World Water Forum (WWF) ke-10 di Bali, pada 18-25 Mei 2024.

Liputan6.com, Surabaya - Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Imam Sugianto mengungkapkan, pihaknya akan menyebar personel di bandara, pelabuhan dan terminal guna mengawal jalannya World Water Forum (WWF) ke-10 di Bali, pada 18-25 Mei 2024.

"Penempatan pasukan akan disebar di dua lokasi prioritas, yaitu di Banyuwangi dan Sidoarjo, dengan fokus pengamanan di Pelabuhan Ketapang Banyuwangi, Bandara Internasional Banyuwangi, Bandara Internasional Juanda," ujarnya di Lapangan Pelindo Pelabuhan Tanjung Wangi, Banyuwangi, Rabu (15/5/2024).

Selain itu, Terminal Bungurasih beserta 10 pelabuhan rakyat, di antaranya Pesanggaran, Siliragung, Bangunrejo, Purworejo, Tegaldlimo, Wongsorejo, Tanjung Wangi, Kabat, Lindungsari dan Muncar.

"Selain itu juga terdapat dua Obyek vital PLN, yaitu Pos Gardu Induk PLN di Giri dan Gardu bawah laut di Kalipuro," tambah Imam.

Diketahui, Indonesia kembali akan menyelenggarakan event berskala internasional, yaitu rangkaian kegiatan WWF ke-10 di Bali.

"Pada kegiatan tersebut akan dihadiri 17 ribu peserta delegasi, dari 172 negara dan 43 pimpinan negara besar, akan hadir, seperti Australia, Arab Saudi, Jepang, Prancis dan lainnya," ucapnya.

Dengan mengangkat tema Water for prosperity, tema ini tentu sangat relevan dengan target pembangunan berkelanjutan, yang mana Indonesia terus berkomitmen mengupayakan pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan, Sustainable Development Goals (SDGs) Globalisasi, khususnya terkait air bersih dan sanitasi.

"Selain itu, secara internal kegiatan ini akan menarik 50 ribu peserta, dari dalam maupun luar negeri yang berpotensi memberikan kontribusi ekonomi hingga Rp 800 miliar, serta melibatkan banyak UMKM yang dapat menyerap tenaga kerja di berbagai sektor," ujar Imam.

WWF di Bali ini menunjukkan Indonesia memiliki aksi-aksi konkret dalam pengelola sumber daya air yang besar, seperti bagaimana kementerian PUPR telah membangun 36 bendungan dari target 61 bendungan dan kementerian LHK melakukan konservasi air melalui rehabilitasi hutan seluas 179 ribu hektar di seluruh Indonesia, serta penyediaan air untuk mendukung ketahanan pangan nasional.

2 dari 2 halaman

Jawa Timur Perlu Mengantisipasi dan Meningkatkan Kewaspadaan

 

Imam menyampaikan, salah satu konsen dalam perhelatan ini adalah faktor keamanan dimana banyak isu baik secara global maupun nasional yang berpengaruh terhadap kondisi kamtibmas menjelang, selama dan pasca pelaksanaan WWF ke-10 ini.

"Isu yang menjadi perhatian di antaranya, isu lingkungan hidup yang dihembuskan oleh badan pangan dunia, yg memproyeksikan pada tahun 2050, krisis air akibat perubahan iklim akan meningkatkan kerawanan pangan, isu gangguan kamtibmas lainnya hingga isu aksi radikal, teroris yang dapat mengganggu pelaksanaan WWF tersebut," ujar Imam.

Jawa Timur sebagai wilayah yang berbatasan dengan Bali dan menjadi pintu masuk ke wilayah Bali, juga mempunyai peranan penting dalam rangka menciptakan kondusifitas kamtibmas guna mendukung lancarnya penyelenggaraan WWF ke-10.

Sebagai wilayah penyangga, Jawa Timur perlu mengantisipasi meningkatkan kewaspadaan. Hal ini dikarenakan terdapat beberapa potensi kerawanan yang dapat mengganggu jalannya WWF ke-10, seperti meningkatnya kelompok teroris, radikal di beberapa wilayah di Jawa Timur.

"Hal ini terlihat dari adanya penangkapan beberapa terduga teroris di Magetan, pada bulan Januari 2024. Sehingga diperlukan kewaspadaan seluruh pihak agar benar-benar dilakukan upaya cegah dini dan penyekatan, jangan sampai kelompok tersebut berhasil ke Bali dan melakukan amaliahnya," ucap Imam.