Liputan6.com, Surabaya - Perekonomian Jawa Timur tumbuh 4,81 persen pada triwulan I-2024, yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp764,33 triliun, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp470,63 triliun.
Kepala BPS Jatim Zulkipli menerangkan ekonomi Jawa Timur Triwulan I-2024 terhadap Triwulan IV-2023 mengalami pertumbuhan sebesar 1,16 persen (q-to-q).Â
Baca Juga
Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi terjadi pada Lapangan Usaha Pengadaan Air yang tumbuh sebesar 4,84 persen. Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi terjadi pada Komponen Ekspor Barang dan Jasa yang tumbuh sebesar 3,83 persen.Â
Advertisement
"Adapun ekonomi Jawa Timur Triwulan I-2024 terhadap Triwulan I-2023 meningkat sebesar 4,81 persen (y-on-y)," ujarnya.
Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi terjadi pada Lapangan Usaha Transportasi dan Pergudangan yang tumbuh sebesar 14,89 persen.Â
Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi terjadi pada Komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nonprofit yang Melayani Rumah Tangga (PKLNPRT) yang tumbuh sebesar 18,06 persen.
Secara struktur, lapangan usaha Industri Pengolahan mendominasi struktur ekonomi Jawa Timur pada Triwulan I-2024 dengan kontribusi sebesar 31,54 persen, sedangkan dari sisi pengeluaran didominasi oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PK-RT) dengan kontribusi sebesar 61,37 persen.
Zulkipli menjelaskan, pada kuartal pertama 2024 sektor pertanian mencapai minus 7,89 persen sedangkan pada kuartal IV 2023 bisa mencapai 1,70 persen.
"El Nino telah menyebabkan penurunan produksi yang signifikan, utamanya komoditas padi. Cuaca yang kurang mendukung juga menyebabkan turunnya produksi hortikultura dan kehutanan," ujarnya.
Acuan Buat Kebijakan
Oleh karena itu, pihaknya mengimbau berdasarkan catatan tersebut para pemangku kepentingan bisa melihat polanya dan dapat melakukan antisipasi.
"Dari ini bisa dilihat polanya, apa yang terlihat mengalami penurunan maupun kenaikan di sepanjang 2024 nantinya," tuturnya.
Pihaknya juga berharap data yang telah disampaikan melalui berita resmi statistik BPS Jatim tersebut bisa dijadikan acuan bagi pemangku kepentingan untuk membuat kebijakan.
Advertisement