Sukses

Aktifitas di Pelabuhan Ketapang Mulai Normai Usai Dua Hari Diterjang Cuaca Buruk, Kemacetan Mulai Terurai

Hari ini, kata Syamsudin, ada 30 kapal dioperasikan untuk mengurai penumpukan kendaraan di pelabuhan. Saat ini sudah tidak terlihat tumpukan kendaraan.

Liputan6.com, Banyuwangi - Aktivitas penyeberangan di lintasan Jawa-Bali melalui Pelabuhan Ketapang Banyuwangi, kembali normal, setelah tersendat selama dua hari akibat cuaca buruk.

Penumpukan kendaraan di kantong - kantong parkir di sekitar pelabuhan dan di area parkir ASDP Ketapang mulai terurai. Aktivitas penyebrangan yang tadinya menggunakan sistem buka-tutup kini mulai normal.

General Manager PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Ketapang Syamsudin mengatakan, kendala utama kemacetan di penyeberangan Jawa-Bali ini ada pada kondisi gelombang tinggi sehingga kapal kesulitan bersandar hingga tiga jam. Akan tetapi akan lancar jika gelombang normal.

"Sudah mulai normal sejak tadi malam, perjalanan Alhamdulillah lancar. Yang terpenting itu ombak tidak tinggi perjalanan lancar. Kemarin cuaca buruk mau sandar saja membutuhkan waktu tiga jam," ujar Syamsudin, Kamis (28/6/2024).

Hari ini, kata Syamsudin, ada 30 kapal dioperasikan untuk mengurai penumpukan kendaraan di pelabuhan. Saat ini sudah tidak terlihat tumpukan kendaraan.

"Ada sekitar 30 kapal atau lebih yang dioperasikan, semoga ombak tidak tinggi lagi karena sekarang pelabuhan sudah lancar dan tidak ada penumpukan" tambahnya.

Untuk meningkatkan pelayanan dan mempercepat, penurunan volume kendaraan ASDP mengajukan penambahan kapal untuk diperbantukan diPelabuhan Bulusan.

"Kami ajukan penambahan kapal di Bulusan, agar mempercepat pengurangan volume kendaraan," tuturnya.

 

2 dari 2 halaman

Antrean Meluber ke Jalan Raya

Sebelumnya, antrean kendaraan yang hendak menyebrang ke Pulau Bali melalui Pelabuhan Ketapang Banyuwangi, kembali terjadi. Antrean kendaraan didominasi kendaraan truk pengangkut logistik dan barang.

Antrean kendaraan meluber hingga ke jalan raya nasional. Antrean panjang kendaraan ini diakibatkan adanya cuaca buruk di laut Selat Bali, sehingga aktivitas pelabuhan diberlakukan sistem buka- tutup pelabuhan, yang menyebabkan terjadinya antrean panjang kendaraan.