Sukses

Kapolda Bantah Jatim Peringkat Atas Kasus Narkoba: Tren Kasus Tidak Naik Juga Tidak Turun

Irjen Imam mengatakan, pihaknya saat ini sekarang sedang mengungkap sindikat narkoba yang diyakini nantinya bisa membuat masyarakat terkejut.

Liputan6.com, Surabaya - Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Imam Sugianto membantah data Jatim masuk kategori peringkat atas kasus narkoba se-Indonesai. Menurutnya, tren kasus narkoba di Jatim saat ini tidak naik juga turun.

Sebelumnya, berdasarkan data yang disampaikan BNN Provinsi Jatim menyebut setiap tahun jumlah kasus narkoba di Jatim tertinggi nomor dua se-Indonesia dengan jumlah 5.000-6.000 kasus. Jumlah ini menjadi keprihatinan, ia mengajak seluruh komponen harus bergerak secara bersama-sama.

"Tren kasus di Jatim tidak naik juga tidak turun. Kalau dikatakan sini (Jawa Timur) terbesar, saya belum punya data. Tapi enggak itu. Jangan percaya," ujar Irjen Imam Sugianto, di Surabaya, Rabu (26/6/2024) malam.

Irjen Imam mengatakan, pihaknya saat ini sekarang sedang mengungkap sindikat narkoba yang diyakini nantinya bisa membuat masyarakat terkejut. Hal tersebut sebagai langkah upaya pencegahan dan pemberantasan narkoba di Jawa Timur.

"Kami sedang mengejar target (sindikat) yang Insya Allah nanti akan cukup membuat kita kaget, jaringannya karena memang tanpa batas," ucap Irjen Imam.

Irjen Imam juga mengajak semua stakeholder maupun masyarakat ikut berkolaborasi bersama kepolisian untuk ikut memerangi narkoba.

"Kemudian yang saya harapkan itu ketika ada upaya pencegahan, semua stakeholder mau untuk peduli. Kita berkolaborasi dan berpartisipasi supaya anak-anak kita terutama yang SMA, SMP, bahkan SD. Ayo betul-betul kita bentengi," ujarnya.

Irjen Imam menyampaikan, apa yang bisa dilakukan agar anak-anak muda tidak mengenal narkoba yaitu ruang kreativitas untuk mewadahi bakat generasi-generasi muda perlu diperbanyak.

 

 

2 dari 2 halaman

Penjelasan BNNP Jatim

Sebelumnya, Kepala BNN Provinsi Jatim Brigjend Pol Mohamad Aris Purnomo mengatakan setiap tahun jumlah kasus narkoba di Jatim tertinggi nomor 2 se-Indonesia dengan jumlah 5.000-6.000 kasus. Jumlah ini menjadi keprihatinan, ia mengajak seluruh komponen harus bergerak secara bersama-sama.

"Berbagai langkah telah dilakukan BNN Provinsi Jatim yang mana per Januari - Juni 2024 telah membentuk 71 Desa/Kelurahan Bersinar dengan tujuan agar masyarakat memiliki ketahanan diri dan daya tangkal yang kuat terhadap penyalahgunaan Narkotika," ujarnya pada peringatan Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) di Gedung Kesenian Cak Durasim, Surabaya, Rabu (26/6/2024).

Bidang pencegahan dan pemberdayaan masyarakat, kata Aris, telah mengkampanyekan dan penggiat P4GN dengan jumlah 8.711 peserta serta program deteksi dini tes urine di lingkungan pemerintah, swasta, pendidikan dan masyarakat dengan total keseluruhan 21.885 peserta.

Terkait upaya rehabilitasi bagi para pecandu dan penyalahguna narkotika, Aris lebih mengedepankan intervensi di lingkungan komunitas masyarakat itu sendiri atau lebih dikenal dengan sebutan Intervensi Berbasis Masyarakat (IBM).

"DI BNNP Jawa Timur telah terbentuk 36 unit IBM yang seluruhnya pada fase tumbuh. Selain itu ada 45 lembaga rehabilitasi yang memiliki Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan BNN Provinsi Jatim," tutupnya.

Â