Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri (BSKDN) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Yusharto Huntoyungo mengajak jajaran pegawai di Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Aceh untuk mempercepat pertumbuhan inovasi di wilayah tersebut.
"Inovasi itu hal yang sederhana, yang pada intinya harus dilihat dari perspektif penerima. Ketika masyarakat kita melihat itu baru, itulah inovasi. Tidak harus dengan anggaran yang besar apalagi digitalisasi," ungkap Yusharto di Kantor Bappeda Aceh, Selasa (2/7/2024).
Adapun langkah awal yang bisa dilakukan untuk mempercepat pertumbuhan inovasi melalui potensi SDM adalah dengan memperhatikan pendidikan yang diberikan kepada masyarakat.
Advertisement
Yusharto menggarisbawahi pentingnya jam belajar yang tertib untuk anak usia sekolah.
"Dengan jam belajar yang tertib tersebut, anak akan lebih mudah mengembangkan potensi yang dimiliki secara lebih maksimal. Langkah ini membutuhkan kerja sama banyak pihak, bukan saja dinas pendidikan, tetapi juga dinas kesehatan,' ujarnya.
Dinas kesehatan sangat diperlukan untuk menganalisis kemungkinan siswa tertekan secara psikologis pada saat belajar atau mengalami sakit gigi dan beragam kemungkinan lain yang dapat mengganggu proses belajar.
Terkait hal tersebut, Yusharto mengatakan, pihaknya telah bekerja sama dengan salah satu organisasi internasional untuk menganalisis hubungan antara kesehatan gigi anak dan ketekunannya dalam belajar. Hasilnya anak yang mengalami masalah kesehatan gigi cenderung lebih pasif dibanding anak lainnya.
"Maka dari itu dibutuhkan intervensi dinas kesehatan dan dinas pendidikan untuk menjadikan anak lebih tekun setidak-setidaknya satu jam dalam belajar, bagaimana langkah-langkahnya itu yang harus diperhatikan" terang Yusharto.
Â
Skor IID Sebesar 55,38
Yusharto juga mengapresiasi upaya yang telah dilakukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Aceh melalui Bappeda Aceh dan lembaga lainnya untuk memperkuat ekosistem inovasi di wilayah Aceh.
Hal itu dibuktikan dengan laporan Indeks Inovasi Daerah (IID) Provinsi Aceh pada 2023 yang mengalami peningkatan baik pada aspek kuantitas maupun kualitas data pendukung inovasi daerah. Dia mengungkapkan, dengan peningkatan pelaporan tersebut, Provinsi Aceh memperoleh skor IID sebesar 55,38.
"Ke depan nilai tersebut semoga semakin terus meningkat, sehingga masyarakat Aceh dapat terus merasakan manfaat dari inovasi-inovasi yang dikembangkan," pungkasnya.
Advertisement