Sukses

Proses Produksi Pabrik Narkoba di Malang Dipandu Virtual, Zoom Meeting hanya Audio

WNA asal Malaysia merekrut dan memandu para pelaku laboratorium narkoba di Malang itu secara virtual lewat aplikasi zoom meeting

Liputan6.com, Malang - Para pelaku pabrik dan laboratorium narkoba di Malang dikendalikan oleh warga Negara asing (WNA) asal Malaysia sebagai otak utamanya. Mereka tak saling kenal, terhubung secara daring termasuk tutorial pembuatan narkotika.

Laboratorium pembuatan narkoba di Malang itu bekerja terselubung selama dua bulan terakhir ini. Dari dalam rumah di Jalan Bukit Barisan No 2 Kota Malang itu diproduksi tiga jenis narkotika. Yakni ganja sintetis atau tembakau gorilla, ekstasi dan xanax, obat golongan 1.

Kabareskrim Polri, Komjen Pol Wahyu Widada, mengatakan, pabrik dan laboratorium narkoba yang dijalankan secara klandestin (terselubung) dikendalikan WNA asal Malaysia yang memiliki penghubung untuk merekrut para pelaku.

“Pengendali utama itu punya orang di tengah yang bertugas merekrut peracik sampai pengedar narkobanya, seperti memutus mata rantai. Ini terus didalami dan kami buru,” kata Wahyu di Malang, Rabu, 3 Juli 2024.

Mereka berhubungan lewat video conference (zoom meeting), di setiap pertemuan tak menampilkan muka, hanya audio saja. Pengendali laboratorium itu mengajari para pelaku mencampur dan meracik bahan untuk membuat narkoba.

“Di dalam rumah ini ada satu televisi yang digunakan untuk memandu dan mengendalikan produksi dari jarak jauh secara virtual,” ujar Wahyu.

Dia melanjutkan, narkoba yang dihasilkan kemudian dipasarkan lewat e-commerce termasuk lewat instagram. Barang itu singgah di Kalibata, Jakarta Timur, lalu dikirim lagi ke para pemesannya yang sebagian besar berada di wilayah Jakarta.

“Pola pemasaran secara daring dan distribusinya memanfaatkan jasa ekspedisi yang bertujuan mempermudah serta menyamarkan penyelundupan narkoba ini,” ucap Wahyu.

Kepolisian menyebut pabrik dan laboratorium narkoba di Malang ini merupakan yang terbesar bisa dibongkar sejauh ini. Operasi itu pengembangan dari pengungkapan temuan sekitar 23 kilogram tembakau gorilla di kawasan Kalibata, Jakarta Timur.

2 dari 2 halaman

Pelaku dan Barang Bukti Narkoba

Tim gabungan Mabes Polri dan Dirjen Bea Cukai membongkar laboratorium dan pabrik narkoba yang dijalankan secara klandestin dari sebuah rumah di Jalan Bukit Barisan Nomor 2, Kota Malang. Ada delapan tersangka ditangkap, seluruhnya asal Bekasi dan memiliki peran berbeda.

Para tersangka itu yakni YC (23) berperan sebagai peracik, serta FP (21), DA (24), AR (21), SS (28) bertugas membantu meracik dengan menyiapkan alat perlengkapannya. Serta RR (23), IR (21), HA (25) sebagai pengedar dan kurir.

Pada pabrik narkotika sintetis tersebut, petugas menyita barang bukti berupa ganja sintetis seberat 1,2 ton, 25.000 butir pil ekstasi dan 25.000 butir pil xanax. Selain itu, juga ada 40 kilogram bahan baku ganja sintetis, atau setara dengan 2 ton produk jadi.

Berbagai alat dan mesin disita, termasuk sisa bahan baku yang bila diproduksi bisa menghasilkan 2,1 juta pil ekstasi. Dari keseluruhan barang bukti yang disita oleh pihak kepolisian, kurang lebih memiliki nilai mencapai Rp143,5 miliar.

“Terbongkarnya laboratorium ini bisa menyelamatkan sekitar 5,3 juta jiwa dari ancaman penggunaan narkoba,” kata Wahyu Widada.