Sukses

4 Fakta Menarik di Balik Pengungkapan Pabrik Narkoba di Kota Malang

Pengungkapan pabrik narkoba di Kota Malang telah mengejutkan banyak pihak. Berikut adalah empat fakta menarik yang terungkap dari kasus ini.

Liputan6.com, Malang - Pengungkapan pabrik narkoba di Kota Malang baru-baru ini menjadi berita besar yang mengejutkan masyarakat.

Kepolisian berhasil membongkar jaringan produksi dan distribusi narkoba yang beroperasi di wilayah tersebut.

Kabareskim Polri, Komjen Pol Wahyu Widada, mengatakan terungkapkan laboratorium clandestin ini hasil dari pengembangan temuan 23 kilogram (Kg) tembakau sintetis di kawasan Kalibata, Jakarta beberapa waktu lalu.

"Kalibata itu hanya tempat singgah dan setelah kami lacak barangnya ternyata berasal dari pabrik di Malang ini," kata Wahyu, Rabu, 3 Juli 2024.

Berikut adalah empat fakta menarik yang terungkap dari kasus ini:

1. Lokasi Pabrik yang Tidak Terduga

Pabrik narkoba ini ditemukan di sebuah kawasan perumahan elite yang biasanya dikenal sebagai lingkungan yang aman dan nyaman, yaitu di Jalan Bukit Barisan Nomor 2, Klojen, Kota Malang.

Para pelaku memilih lokasi ini dengan harapan tidak akan menimbulkan kecurigaan dari warga sekitar maupun aparat penegak hukum.

Mereka menyewa dengan alasan akan dipakai sebagai kantor sebuah Even Organizer bernama Mitra Ganesha.

Namun, berkat kerja keras dan investigasi mendalam dari pihak kepolisian, keberadaan pabrik ini akhirnya terkuak.

2. Teknologi Produksi Canggih

Pabrik ini dilengkapi dengan peralatan produksi yang canggih dan modern. Para pelaku menggunakan teknologi terbaru untuk memproduksi narkoba dalam jumlah besar dengan efisiensi tinggi.

Hal ini menunjukkan bahwa jaringan ini memiliki sumber daya yang cukup besar dan terorganisir dengan baik.

Barang bukti dari dalam laboratorium itu berupa 1,2 ton ganja sintetis atau tembakau gorila, 25 ribu butir ekstasi, 25 ribu butir xanax, 40 Kg bahan baku MDMB-4en-PINACA. Ternasuk bahan kimia prekursor, peralatan dan mesin cetak.

Menurut Wahyu, ini adalah laboratorium terbesar yang pernah diungkap kepolisian, khususnya berdasarkan jumlah barang bukti jenis tembakau gorila. Laboratorium ini bisa memproduksi sebanyak 4 ribu butir ekstasi per hari. 

"Kalau dari bahan baku tersisa di laboratorium ini saja, bisa untuk membuat 2,1 juta butir ekstasi. Tapi bisa kami gagalkan sebelum beredar," ujar dia.

 

2 dari 3 halaman

3. Keterlibatan Jaringan Internasional

Investigasi lebih lanjut mengungkapkan bahwa pabrik narkoba di Kota Malang ini ternyata merupakan bagian dari jaringan internasional.

Sedangkan untuk proses pembuatan tidak dikendalikan secara langsung, melainkan dikendalikan dari jarak jauh dengan fasilitas daring aplikasi video conferance, pengendali WNA yang masih dalam proses pencarian.

Menurutnya, WNA asal Malaysia tersebut memberikan petunjuk kepada sejumlah tersangka yang berada di pabrik, untuk memproduksi ganja sintetis, ekstasi dan xanax. Pihak kepolisian saat ini juga masih melakukan pendalaman serta memburu WNA tersebut.

Bahan baku dan peralatan produksi didatangkan dari luar negeri, dan produk akhir didistribusikan ke berbagai negara. Ini menandakan bahwa kasus ini bukan hanya masalah lokal, tetapi juga memiliki implikasi global.

3 dari 3 halaman

4. Peran Masyarakat Ungkap Kasus

Pengungkapan pabrik narkoba ini tidak lepas dari peran serta masyarakat yang aktif memberikan informasi kepada pihak berwenang.

Warga setempat melaporkan aktivitas mencurigakan di sekitar lokasi pabrik, yang kemudian ditindaklanjuti oleh aparat kepolisian. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya kerjasama antara masyarakat dan penegak hukum dalam memerangi kejahatan narkoba.

Pengungkapan pabrik narkoba di Kota Malang ini menjadi pengingat bahwa kejahatan narkoba bisa terjadi di mana saja dan melibatkan berbagai pihak.

Kerjasama antara masyarakat dan aparat penegak hukum sangat penting dalam upaya memberantas kejahatan ini. Dengan adanya pengungkapan ini, diharapkan dapat memberikan efek jera bagi para pelaku dan meningkatkan kewaspadaan masyarakat terhadap bahaya narkoba.

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence