Liputan6.com, Surabaya - Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kabupaten Probolinggo Heri Mulyadi menyatakan, gelaran Jazz Gunung Bromo pada 19-20 Juli memberikan kontribusi yang luar biasa bagi kawasan wisata Bromo Tengger Semeru.
Tercatat perputaran nilai ekonomi dari penyelenggaraan Jazz Gunung Bromo selama 2 hari yang dihadiri oleh 2.750 orang, per hari adalah sebesar Rp24,2 miliar, dengan rata-rata asumsi belanja pengunjung Rp8 juta setiap kunjungan per orang.
Advertisement
Menurutnya perhelatan Jazz Gunung Bromo berupaya untuk memberdayakan kesenian dan budaya sebagai daya dorong dalam kontribusi untuk pariwisata dan ekonomi kreatif.
Transaksi terjadi di berbagai lini industri pariwisata terutama kuliner, transportasi, perhotelan hingga masyarakat sekitar dalam setiap penyelenggaraan kegiatan Jazz Gunung Bromo.
"Acara itu memberikan kontribusi yang luar biasa bagi kawasan wisata Bromo Tengger Semeru khususnya pada pelaku hotel, villa, jeep dan pelaku ekonomi lainnya, tentunya menjadi peluang dalam peningkatan PAD Kabupaten Probolinggo," tuturnya.
Ia mengatakan Pemkab Probolinggo berharap kegiatan seperti itu bisa ditiru oleh segenap pelaku usaha yang lain karena kemampuan pemerintah daerah untuk membuat acara sangat terbatas dan kehadiran pihak swasta tentu akan didukung.
"Peran tersebut tentu berdampak pada pengembangan ekonomi kreatif yang pada ujungnya adalah kesejahteraan masyarakat khususnya Kabupaten Probolinggo," ujarnya.
Sejumlah bintang muda tampil memukau dalam Jazz Gunung 2023, di Gunung Bromo, Probolinggo, Jawa Timur, sejak sore hingga Sabtu malam. Meski terbilang baru, kehadiran mereka menuai sambutan hangat para penggemar jazz.
Pasar Batik dalam Pagelaran Jazz Gunung Bromo
Sementara Founder Jazz Gunung Indonesia Sigit Pramono mengatakan selain musik, sektor kesenian seperti fotografi dan batik juga turut diberdayakan karena tahun ini kali kedua terselenggara Pasar Batik dalam pagelaran Jazz Gunung Bromo.
"Upaya itu dilakukan untuk menggerakkan perekonomian di Gunung Bromo yang hanya mengandalkan komponen keindahan alam saja. Dengan adanya Jazz Gunung Bromo dan Pasar Batik, wisatawan yang berkunjung akan tinggal lebih lama di Bromo," katanya.
Jazz Gunung Indonesia merupakan sebuah konsep perhelatan konser jazz bernuansa etnik yang diselenggarakan di amfiteater terbuka, tempat destinasi wisata, kawasan pegunungan yang sejuk dan indah dengan tujuan agar musik dan musisi jazz dapat tampil sekaligus mempromosikan tempat wisata yang indah.
Advertisement
Baca Juga
Cek Daftar Rest Area Ternyaman di Tol Trans Jawa, Tempat Melepas Lelah saat Mudik Lebaran 2025
Kemenpar Apresiasi Penertiban Tempat Wisata yang Melanggar Aturan: Tidak Akan Ada Pariwisata Kalau Lingkungannya Rusak
6 Fakta Menarik Masjid Besar Puro Pakualaman di Yogyakarta yang Didirikan pada Abad ke-18