Sukses

Soal Pemberian Alat Kontrasepsi ke Pelajar, Kemenag Jatim: Memancing Anak Menggunakannya

Edukasi terkait kesehatan reproduksi dan seksualitas tersebut dinilai lebih utama dibandingkan dengan pemberian alat kontrasepsi untuk remaja yang dinilai terlalu atraktif bagi anak-anak berusia belasan tahun tersebut.

Liputan6.com, Surabaya - Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Jawa Timur menyatakan bahwa upaya penguatan edukasi terkait kesehatan reproduksi dan seksualitas dinilai lebih utama dibandingkan memberikan alat kontrasepsi untuk remaja.

Kabid Diniyah dan Pondok Pesantren Kemenag Jatim, Mohammad As'adul Anam, mengatakan bahwa edukasi kesehatan reproduksi dan seksualitas bagi remaja yang berada di bangku SMA/SMK/MA merupakan hal yang sangat penting.

"Bolehlah memberikan edukasi seksual pada anak SMA memang perlu, tapi tidak difasilitasi seperti itu. Itu memancing anak bagaimana menggunakannya," katanya saat dihubungi di Surabaya, Jawa Timur, Kamis (15/8/2024).

Menurutnya, edukasi terkait kesehatan reproduksi dan seksualitas tersebut dinilai lebih utama dibandingkan dengan pemberian alat kontrasepsi untuk remaja yang dinilai terlalu atraktif bagi anak-anak berusia belasan tahun tersebut.

"Soal alat kontrasepsi ini tidak seharusnya atraktif seperti itu, kalau edukasi memang penting tapi tidak atraktif, belum perlu seperti itu," tegasnya.

Anam menambahkan bahwa edukasi terkait kesehatan reproduksi dan seksualitas khususnya di lingkungan pesantren selama ini sudah berjalan.

Ia menambahkan, banyak buku maupun kitab penunjang yang dipergunakan sebagai sarana edukasi.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bukan Hal Tabu di Pesantren

Ia menilai, pendidikan dan edukasi terkait kesehatan reproduksi dan seksualitas di lingkungan pesantren dinilai sudah mencukupi, sehingga tidak diperlukan alat kontrasepsi untuk para pelajar yang ada di lingkungan tersebut.

"Ada kitab yang mengajarkan pola hubungan laki-laki dan perempuan bahkan pernikahan. Sebetulnya bukan hal yang tabu di pesantren (terkait seksualitas). Di pesantren itu sudah cukup untuk pendidikan seksual, tidak perlu alat kontrasepsi untuk pelajar," katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.