Sukses

120 Mahasiswa Mancanegara Ikuti AFLES 2024, Gali Kearifan Lokal untuk Kepemimpinan Masa Depan

Arissetyanto menambahkan, kearifan lokal adalah kecerdasan dan pengalaman kolektif suatu komunitas, yang diwariskan melalui cerita, tradisi, dan praktik.

Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak 120 mahasiswa dari berbagai universitas negara ASEAN dan sejumlah negara lain, meramaikan ASEAN Future Leaders Summit 2024 (AFLES 2024), yang digagas Universitas Pancasila dan Universiti Sains Malaysia pada 18 – 25 Agustus 2024.

Dekan Fakultas Pariwisata Universitas Pancasila Arissetyanto Nugroho menyatakan, AFLES 2024 bertujuan untuk mempersiapkan calon pemimpin-pemimpin d Kawasan ASEAN.

“Perubahan serta disrupsi yang sangat cepat di berbagai sektor tidak hanya membutuhkan adaptasi cepat oleh calon pemimpin-pemimpin masa depan namun juga harus didukung dengan nilai-nilai kepancasilaan sebagai dasar bertindak dan berpikir,” ujar Arissetyanto Nugroho, di TMII Jakarta, Rabu (21/8/2024).

Kegiatan AFLES 2024 mengambil tempat salah satunya di Taman Mini Indonesia Indah adalah untuk menggali dan mengenalkan kembali kepada peserta kearifan lokal budaya di Indonesia.

Arissetyanto menambahkan, kearifan lokal adalah kecerdasan dan pengalaman kolektif suatu komunitas, yang diwariskan melalui cerita, tradisi, dan praktik.

"Kearifan lokal adalah pengetahuan tentang cara hidup selaras dengan lingkungan, membangun hubungan yang kuat, dan mengatasi tantangan. Kearifan lokal adalah harta karun dalam mengembangkan pemimpin-pemimpin hebat di masa depan," jelasnya.

Dalam rangkaian kegiatan hari kedua, peserta diajak untuk mempelajari dan menggali kearifan lokal yang dapat digali untuk mengembangkan kepemimpinan yang dibutuhkan di hari ini dan masa depan.

2 dari 2 halaman

Kolaborasi Keilmuan

"Antusiasme peserta dan dedikasi para narasumber patut diapresiasi. Manfaat dari kegiatan telah tercapai kolaborasi antar universitas dalam berbagi ilmu dan keahlian yang mendukung pelaksanaan AFLES 2024," sambungnya.

Selain itu, interaksi mahasiswa antar negara terlihat hangat dalam mempelajari karakter dan budaya satu sama lain.

"Hal tersebut memungkinkan terjalinnya jejaring dan kolaborasi keilmuan lebih lanjut tidak hanya di internal universitas namun juga bagi mahasiswa yang berpartisipasi dalam kegiatan ini," pungkasnya.