Sukses

Keren! Desa Yosomulyo Banyuwangi Gelar Atraksi Kolosal Seribu Penari

Pertunjukan kolosal yang digelar di Lapangan Desa Yosomulyo, Kecamatan Gambiran, ini diikuti ribuan penari yang semuanya adalah warga lokal desa setempat.

Liputan6.com, Banyuwangi Masyarakat Banyuwangi dikenal menjunjung tinggi seni dan budaya daerahnya. Termasuk masyarakat di Desa Yosomulyo, Kecamatan Gambiran, Banyuwangi, yang berhasil membuat atraksi tari kolosal diikuti lebih dari 1000 warga desa setempat. 

Pertunjukan kolosal yang digelar di Lapangan Desa Yosomulyo, Kecamatan Gambiran, ini diikuti ribuan penari yang semuanya adalah warga lokal desa setempat. Mulai anak-anak hingga orang tua menari bersama. 

Mereka membawakan tari Cahkilan dan Janthilan yang menggambarkan kerukunan warga desa di antara perbedaan antar warga. Tari tersebut dibawakan dengan sangat apik dan rancak.  

Ribuan masyarakat tumpah ruah mengelilingi lapangan desa sambil menikmati pertunjukan kolosal tersebut. 

Di antaranya tampak Bupati Ipuk Fiestiandani yang terlihat menikmati atraksi tersebut. 

Menurut Ipuk, event ini adalah bukti semangat gotong royong masyarakat dalam memajukan kebudayaan daerah

"Membangun desa bukan melulu soal membangun infrastruktur, tapi juga membangun budaya dan manusianya. Yosomulyo Menari membuat saya bangga dan menghilangkan kekhawatiran kita bersama akan tergerusnya budaya daerah," kata Ipuk, Senin (16/9/2024).

Ini, kata dia, menjadi bukti bahwa warga Banyuwangi akan senantiasa menjunjung tinggi seni budaya daerah. Warga Banyuwangi selalu bangga dan siap melestarikan budaya daerahnya. 

"Luar biasa, seluruh warga desa guyub dan gotong royong membangun budaya Banyuwangi. Dampaknya juga dirasakan oleh UMKM, pelaku seni, dan lainnya. Kami berharap semangat ini bisa dicontoh oleh desa-desa lain di Banyuwangi," puji Ipuk.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Desaku Berbeda Tapi Mesra

Tema yang diusung Yosomulyo Menari adalah “Desaku Berbeda Tapi Mesra”. Para penari dikisahkan sebagai warga yang dihadapkan perbedaan ras, suku, dan agama. 

Ada pula barong yang digambarkan sebagai hama pertanian yang harus dihadapi oleh warga. Fragmen tersebut kemudian ditutup dengan ribuan penari yang berjejer di tengah, menandakan kerukunan warga Desa Yosomulyo yang tak runtuh walau diterpa masalah.

Kepala Desa Yosomulyo, Joko Utomo Kurniawan, menjelaskan Yosomulyo Menari diikuti oleh perwakilan seluruh dusun di Desa Yosomulyo. Mereka dilatih oleh 100 mentor yang disiapkan oleh pemerintah desa.

"Jadi setiap hari mereka dilatih menari, semua dari nol latihannya. Di balik latihan bersama ini adalah cara kami untuk merajut kerukunan warga desa," ujar Joko.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.