Informasi Umum
- Didirikan1956
- WilayahAsia (AFC)
- Jumlah Tim24
- Tim TersuksesJepang (4 gelar)
AFC Asian Cup (Piala Asia AFC) adalah turnamen sepak bola yang diselenggarakan oleh Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC). Tim nasional pemenang adalah juara Asia dan langsung lolos untuk mengikuti Piala Konfederasi FIFA.
Piala Asia diadakan 4 tahun sekali sejak 1956 hingga 2004. Karena Olimpiade Musim Panas dan Kejuaraan Sepak Bola Eropa juga diselenggarakan pada tahun yang sama dengan Piala Asia (2004, 2008, 2012, dst.), AFC akhirnya memutuskan untuk memindahkan siklus penyelenggaraan turnamen ini ke tahun yang lebih sepi. Setelah 2004, Piala Asia berikutnya diselenggarakan pada 2007 atau tiga tahun kemudian, dan setelah itu kembali diadakan setiap 4 tahun sekali (2011, 2015, 2019, dst.).
Kiprah Timnas Indonesia di Piala Asia
Sejak pertama kali Piala Asia digelar pada 1956, Timnas Indonesia tercatat baru empat kali mengikuti kejuaraan tertinggi di bawah konfederasi AFC itu. Satu di antaranya sebagai tuan rumah bersama Piala Asia 2007 dengan Malaysia, Vietnam, dan Thailand.
Edisi 2007 menjadi momen terakhir Timnas Indonesia berkiprah di Piala Asia, setidaknya hingga saat ini. 11 tahun sebelumnya jadi momen untuk pertama kalinya Tim Garuda lolos dalam kejuaraan itu, yaitu Piala Asia 1996 di Uni Emirat Arab.
Setelah tiga kali beruntun tampil di Piala Asia, Indonesia mendapatkan kepercayaan untuk menjadi tuan rumah kejuaraan AFC tersebut. Bersama Malaysia, Vietnam, dan Thailand, Indonesia menggelar Piala AFC 2007.
Untuk pertama kalinya dalam sejarah, Piala Asia digelar dengan empat negara tuan rumah, di mana itu juga untuk pertama kalinya dalam sejarah lebih dari dua negara bergabung menjadi tuan rumah dalam sebuah kejuaraan yang digelar oleh konfederasi besar hingga akhirnya UEFA bakal melakukannya di Piala Eropa 2020.
Dalam turnamen kali ini juga, untuk pertama kalinya AFC menggelar turnamen tersebut di tahun ganjil, di mana sebelumnya AFC selalu menggelarnya di tahun genap, mulai dari 1956 hingga 2004. Australia juga untuk pertama kalinya mengikuti kejuaraan yang digelar AFC di Piala Asia 2007.
Empat tim tuan rumah terpisah dalam setiap grup, di mana Timnas Indonesia tergabung dalam Grup D bersama Bahrain, Arab Saudi, dan Korea Selatan.
Gol Salto Fantastis Widodo C Putro
Piala Asia 1996 jadi momen perdana Timnas Indonesia berkiprah di Piala Asia. Tim Garuda yang diasuh Danurwindo itu masuk dalam Grup A Piala Asia 1996 yang diikuti oleh 12 tim yang lolos.
Timnas Indonesia tergabung bersama Kuwait, Korea Selatan, dan tuan rumah Uni Emirat Arab. Skuad Garuda diisi oleh pemain-pemain yang cukup menjanjikan saat itu.
Kurnia Sandy menjadi andalan di bawah mistar gawang, dengan Yeyen Tumena, Aples Tecuari, Sudirman, Marzuki Bardiawan, dan Agung Setyobudi mengawal lini pertahanan di pertandingan pertama menghadapi Kuwait.
Bima Sakti, Chris Yarangga dan Supriyono berada di lini tengah, di mana duet lini depan diisi oleh Ronny Wabia dan Widodo Cahyono Putro. Dalam laga inilah gol salto legendaris Widodo tercipta.
Pada menit ke-20 memanfaatkan umpan silang Ronny Wabia dari sisi kanan, Widodo yang berada di dalam kotak penalti bereaksi dengan melompat dan membalikkan badannya untuk melakukan tendangan salto. Bola dengan deras masuk ke dalam gawang Kuwait.
Gol tersebut mengundang decak kagum. Bahkan pelatih dan kiper Kuwait, sama-sama melontarkan pujian terhadap gol yang dicetak oleh Widodo itu. “Kungfu gol! Saya tiga kali memimpikan gol tersebut,” ucap pelatih Kuwait, Milan Macala, saat itu
"Jika saya berhenti bermain sepak bola, mungkin saya akan kembali melihat gol tersebut lewat rekaman video," ujar kiper Kuwait, Khaled Al Fadhli.
Gol tersebut memang menjadi legendaris. Bahkan saking legendarisnya, gol-gol bintang dunia yang dicetak dengan cara yang sama kerap dikaitkan dengan nama Widodo, seperti yang dilakukan Wayne Rooney untuk Manchester United dalam laga derby menghadapi Manchester City pada Februari 2011.
"Ah, itu sih Rooney ngikutin saya. Dia pasti buka Youtube dulu dan melihat gol saya," canda Widodo.
Sayang, Indonesia gagal mengamankan kemenangan dalam pertandingan itu. Meski sempat unggul 2-0 lewat gol Ronny Wabia pada menit ke-40, Kuwait mampu bangkit di babak kedua dan mencetak gol lewat Hani Al Saqer dan penalti Badr Haji Al Halabeej.
Poin yang diraih dalam laga kontra Kuwait itu menjadi satu-satunya poin Tim Garuda di Piala Asia 1996. Timnas Indonesia kemudian kalah 2-4 dari Korea Selatan dan 0-2 dari Uni Emirat Arab dalam dua laga selanjutnya, sehingga tersingkir sebagai juru kunci Grup A.