Informasi Kota
- Ditemukan18 Maret 1719
- Ibu kotaKota Bengkulu
- Populasi1.828.291 orang
- BahasaIndonesia, Melayu
- Situs resmihttp://www.bengkuluprov.go.id/
Bengkulu atau pada zaman dahulu dikenal dengan nama Bencoolan adalah sebuah provinsi di pulau Sumatera, Indonesia, dan berlokasi di bagian barat Pulau Sumatera. Bengkulu pertama kali dibentuk tahun 18 November 1968 setelah melepaskan diri dari Sumatera Selatan. Memiliki luas lebih dari 19 ribu kilometer persegi, Bengkulu dibatasi oleh provinsi Sumatera Barat di utara, Jambi di timur laut, Lampung di tenggara, Sumatera Selatan di timur, dan Samudera Hindia di barat laut, selatan, barat daya dan barat.
Bengkulu merupakan provinsi terbesar ke-25 menurut daerah, karena adanya pembagian menjadi sembilan kabupaten. Pada tahun 2014, Bengkulu menempati posisi ke-28 untuk pendapatan kotor produk domestik terbesar dan menduduki posisi ke-20 untuk angka harapan hidup tertinggi yang menyentuh umur hingga 70 tahun. Provinsi Bengkulu itu sendiri bukan hanya terdiri dari Pulau Sumatera saja, namun juga Pulau Mega dan Enggano yang ada di Samudera Hindia.
Bengkulu bebas korupsi
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) meminta Gubernur Bengkulu, Ridwan Mukti, untuk tetap semangat membangun kesejahteraan sosial di daerah ini tanpa korupsi. Sebab, banyak pihak yang berkepentingan di dalam proses pembangunan yang dikendalikan pemerintah daerah. Saut mengibaratkan mengelola pemerintahan ibaratnya memimpin sebuah orkestra. Semua orang yang terlibat harus memainkan irama yang sama.
Kondisi ini tentu saja sangat memungkinkan terjadi distorsi, sebab tidak semua orang mampu melakukan penyesuaian dan mengikuti irama dari sang pemimpin.
Mengawetkan buku sejarah
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, mengunjungi cagar budaya rumah pengasingan Sukarno atau Bung Karno di Jalan Anggut Atas, Kota Bengkulu, Bengkulu. Rumah itu ditempati sang Proklamator pada kurun waktu 1938-1942.
Selain menambah koleksi, dia juga meminta petugas Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) yang berkantor di Jambi untuk melakukan konservasi atau pengawetan terhadap buku-buku yang pernah dibaca Bung Karno saat menjalani pengasingan di Bengkulu. Ratusan buku yang pernah dibaca Bung Karno saat menjalani pembuangan di Bengkulu masih dapat dilihat pada salah satu lemari di rumah pengasingan itu.