Informasi Awal
- PengertianBlood Moon atau Gerhana Bulan Total terjadi, saat bumi melewati antara bulan dan matahari. Sehingga bulan memiliki warna kemerahan, jika dilihat dari bumi. Karena cahaya yang dipantulkan dari bumi dan matahari, menciptakan warna yang mirip dengan darah.
Fenomena Alam
Fenomena Blood Moon atau Gerhana Bulan Total akan terjadi, dengan penampakan berupa bulan purnama, yang bersinar terang berwarna merah dan oranye. Para astronom menyebut, Blood Moon sebagai gerhana bulan terlama di abad ke-21. Tidak seperti gerhana matahari total, Blood Moon dijamin aman untuk dilihat tanpa peralatan khusus.
Jenis Gerhana Bulan
Ada beberapa jenis gerhana bulan yang terjadi :
- Super Blue Blood Moon : Fenomena alam ini pernah terjadi pada bulan Januari 2018. Bahkan Super Blue Blood Moon tidak pernah terjadi, dalam kurun waktu 150 tahun terakhir
- Micro Blood Moon : Menurut Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Micro Blood Moon merupakan gerhana bulan total yang terlama. Peristiwa ini berlangsung saat jarak bumi dan bulan, mencapai 406.000 Kilometer. Jarak ini diklaim lebih jauh, dibandingkan jarak normal yang biasanya mencapai 384.000 kilometer. LAPAN mengungkap peristiwa gerhana bulan total terjadi pukul 01.24-05.19 WIB. Sementara, fase total akan berlangsung pukul 02.30-04.13 WIB.
- Blood Moon : Fenomena alam yang terjadi saat bumi melewati antara bulan dan matahari. Akibatnya, bulan memiliki warna kemerahan, jika dilihat dari bumi. Karena cahaya yang dipantulkan dari bumi dan matahari, menciptakan warna mirip seperti darah.
- Supermoon : Fenomena alam, di mana bulan akan lebih terang 30 persen dan 14 persen lebih besar dari biasanya. Bahkan, penduduk di wilayah Asia, akan melihatnya menutupi lintasan bintang Aldebaran sebelum purnama.
- Blue Moon : fenomena di mana bulan tampak kebiru-biruan. Peristiwa Blue Moon terakhir terjadi pada Juli 2015 dan yang berikutnya berlangsung pada tahun 2018. Setelah itu, Blue Moon akan muncul kembali dalam kurun waktu 19 tahun lagi
Mitos
Para penganut teori konspirasi menyatakan, bahwa fenomena alam Blood Moon, merupakan pertanda kiamat sudah dekat. Anggapan tersebut didasarkan, pada apa yang dituangkan dalam Kitab Yoel (Book of Joel) 2:30-31 yang berbunyi:
'Dan Aku akan mengadakan mukjizat-mukjizat di langit dan di bumi, darah, serta api dan gumpalan-gumpalan asap. Matahari akan berubah menjadi gelap gulita dan bulan menjadi darah sebelum datangnya hari yang hebat dan dahsyat'.
Namun seorang ahli astronomi berusaha mematahkan anggapan tersebut melalui penjelasan yang lebih logis. Hasan Ahmad Al Hariri dari Dubai Astronomy Group menyebut, Blood Moon adalah fenomena astronomi alami. Jenis -jenis takhayul seperti itu selalu membuntuti fenomena semacam ini.
Irvin Baxter, Presiden Endtime Ministeries yang merupakan organisasi Kristen Pantekosta Amerika dan seorang guru nubuatan Alkitabiah menilai, Kitab Yoel mengajarkan pada umat manusia bahwa hari kiamat sedang bergerak mendekat. Baxter sendiri telah memprediksi kiamat sejak pertengahan 1980-an.