![Reaksi Cristiano Ronaldo usai mencetak gol ke gawang Slovenia saat adu penalti pada 16 besar Euro 2024, Selasa (2/7/2024) dini hari WIB. (AP Photo/Ariel Schalit](https://cdn1-production-images-kly.akamaized.net/0bS60tS55ItOYvewXS3dASp2n2Q=/60x60/smart/filters:quality(75):strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4880631/original/040407200_1719878297-AP24183782009932.jpg)
Euro 2024
Berita Terkini
Lihat SemuaHidayat Nur Wahid: PKS-PDIP Bukan Minyak dan Air
Telah dibaca 0 kaliPamer Foto saat Ikut Casting, Ini 7 Potret Enzy Storia di Awal Karier
Telah dibaca 0 kaliSoal Kasus Klub Louvre, Perbasi Hormati Putusan Pengadilan Tinggi DKI
Telah dibaca 0 kaliDiusulkan Dapat PMN di Tengah Isu Bubar, Bos Varuna Tirta Buka Suara
Telah dibaca 0 kaliBagaimana Menangkal Paparan HIV? Lakukan 11 Cara Pencegahannya
Telah dibaca 0 kaliPakar: PDN di Dalam Negeri Tak Jadi Jaminan Keamanan Data Terjaga
Telah dibaca 0 kaliPerdana di Eropa, Circle jadi Penerbit Resmi Stablecoin USDC dan EURC
Telah dibaca 0 kaliDeretan Hoaks Giveaway Catut Nama Baim Wong, Jangan Mudah Tergiur
Telah dibaca 0 kaliPolda Metro Jaya Ambil Alih Seluruh Laporan terkait Pendeta Gilbert
Telah dibaca 0 kali
Pengertian
Botulisme adalah penyakit yang menyerang saraf dan disebabkan oleh bakteri clostridium botulinum. Bakteri ini sering ditemukan pada tanah dan air. Sebenarnya, bakteri clostridium botulinum tidak menyebabkan penyakit, namun toksin yang dihasilkan dapat menyebabkan botulisme.
Toksin dari bakteri clostridium botulinum dapat menyebabkan paralisis flaksid (kejang atau lumpuh otot) pada manusia dan hewan. Biasanya, bagian yang paling sering diserang adalah sistem saraf (seperti otak dan tulang belakang) dan dapat menyebabkan kelumpuhan otot.
Bakteri biasanya masuk ke dalam tubuh melalui makan atau luka. Botulisme dapat menyerang siapa saja, namun tidak dapat ditularkan dari orang ke orang.
Penyebab
Botulisme disebabkan karena bakteri clostridium botulinum, yaitu bakteri anaerobik, gram-positif, dan berbentuk batang. Spora dari bakteri ini tahan terhadap sejumlah tekanan lingkungan seperti panas, asam tinggi, dan dapat menjadi aktif dalam asam rendah (pH lebih dari 4,6).
Toksin botulinum memiliki berbagai tipe. Tipe A,B, E, dan F menyebabkan gangguan pada manusia. Sedangkan toksin tipe A, B, dan E menyebabkan penyakit yang disebarkan melalui makanan, dengan tipe E spesifik untuk produk ikan.
Selain lewat makanan, botulisme dapat terjadi akibat terpaparnya luka terbuka oleh toksin botulisme. Toksin botulinum bisa sampai ke saraf terminal dan menyebabkan gangguan transmisi sinaptik eksitatori.
Diagnosis
Diagnosis botulisme ditentukan lewat pemeriksaan pada pasien dengan riwayat terpapar toksin dan adanya gejala klinis yang khas. Pasien kemungkinan mengalami masalah karena adanya riwayat konsumsi makan makanan kaleng dan karena adanya keluhan berbagai gangguan saraf seperti diplopia, penglihatan kabur, mulut kering, dan kesulitan menelan.
Beberapa penyakit dengan gejala yang mirip dan perlu disingkirkan adalah Guillain-Barre Syndrome, stroke, dan Mysathenia gravis.
Gejala
Gejala penyakit botulisme dimulai 18–24 jam setelah makan makanan yang beracun. Berbagai gejala yang dapat timbul adalah:
- gangguan penglihatan
- ketidakmampuan menelan
- kesulitan bicara
- tanda-tanda paralisis (kejang, lemah, lumpuh otot) berjalan progresif
- paralisis otot pernafasan
- henti jantung.
Pengobatan
Pengobatan botulisme memerlukan perawatan intensif di rumah sakit. Jika tidak mendapatkan penanganan yang tepat, penyakit ini bisa menjadi gangguan yang mengancam nyawa.
Mengosongkan lambung untuk mengeluarkan makanan yang terkontaminasi biasanya akan segera dilakukan. Pemberian antitoksin tidak dapat menghentikan kerusakan yang sudah terjadi. Namun pemberian antitoksin dapat memperlambat kerusakan yang terjadi. Pemberian antitoksin biasanya efektif jika diberikan dalam waktu 72 jam setelah terjadinya gejala.
Pencegahan
Pencegahan botulisme dapat dilakukan dengan memasak makanan dengan baik pada suhu 80° C selama 30 menit. Dengan melakukan hal ini, maka Anda sudah mencegah terjadinya botulisme yang disebarkan melalui makanan.
Makanan kaleng yang sudah rusak harus dibuang. Perhatikan makanan kaleng yang Anda makan, hindari kaleng yang sudah rusak atau menggembung. Cucilah tangan Anda setiap Anda memegang makanan atau berkontak dengan orang yang menderita botulinum.