Sukses

Nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar, selalu mengalami perubahan setiap saat terkadang melemah terkadang juga dapat menguat.

Informasi Umum

  • PengertianDolar adalah nama mata uang resmi di beberapa negara, tanah jajahan, dan daerah lain. Sementara Rupiah Indonesia atau Rupiah adalah mata uang resmi yang berlaku di negara Indonesia. Nilai Tukar atau dikenal sebagai Kurs adalah sebuah perjanjian yang dikenal sebagai nilai tukar mata uang terhadap pembayaran saat kini atau di kemudian hari, antara dua mata uang masing-masing negara atau wilayah.

Berita Terkini

Lihat Semua

Faktor Penyebab Lemahnya Mata Uang Rupiah

Nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar, selalu mengalami perubahan setiap saat terkadang melemah terkadang juga dapat menguat.

Kenapa bisa lemah dan kuat tentu saja keduanya ada sebab nya, namun kali ini kita akan bahas penyebab melemah nya mata uang rupiah. Semakin lemah nya mata uang rupiah indonesia ini menyebabkan harga-harga kebutuhan barang naik, selain berimbas pada kebutuhan pokok juga dapat berimbas pada harga transportasi yang bisa ikut melonjak.

Strategi investasi yang dilakukan juga dapat terpengaruh dengan melemah nya nilai tukar rupiah ini, karena beberapa instrument investasi sangat ditentukan oleh nilai mata uang rupiah.

Terkadang rupiah bisa saja menguat, namun hal ini belum berbanding lurus dengan dolar yang setiap saat semakin menguat dan menekan rupiah.

Meskipun perutumbahan bisnis di Indonesia semakin berkembang, namun hal tersebut belum cukup membantu perekonomian sekamin membaik. Berikut ini adalah beberapa faktor penyebab melemah nya nilai tukar rupiah terhadap dolar.

1. Perekonomian di Amerika sedang Meningkat

Faktor ini sangat berpengaruh dengan melemahnya mata uang rupiah Indonesia, untuk memulihkan perekonomian AS setelah terjadinya krisis di tahun 2008, membuat bank sentral di Amerika yaitu The Fed mempunyai rencana melakukan sebuah sistem yang disebut tappering off atau adanya pengurangan quantitative easing yang biasa disebut sebagai stimulus ekonomi.

Rencana ini terus dilakukan dan pada tahun 2013 lalu membuat dolar Amerika semakin kuat di kancah global, sehingga suplai uang dolar akan berkurang.

Dampak yang berbanding terbalik justru di alami oleh Indonesia sebagai negara yang berkembang, namun Indonesia sangat mudah sekali terdepresiasi oleh pengaruh mata uang asing yang menekannya.

Ditambah rupiah memiliki karakter soft currency yang artinya rupiah sangat sensitif dengan perekenomian internasional.

2. Tertekan oleh The Fed

The Fed sebagai bank sentral Amerika Serikat memiliki rencana guna memotong dan membatasi pembelian obligasi pada tahun 2013 silam, nilai tukar dari rupiah serta IHSG yang sering disebut dengan indeks saham gabungan saling berfluktuasi sangat tajam. 

Hal ini tentu berpengaruh besar terhadap perekonomian Amerika segabai cara pemulihan yang nanti nya sangat mengganggu lalu lintas jalur keuangan dunia.

3. Menurun dan Anjloknya Komoditas Ekspor Indonesia

Menurunnya permintaan ekspor barang dari berbagai belahan dunia, akan menyebabkan perekonomian Indonesia terganggu.

Singkat nya jika jumlah ekspor menurun maka rupiah akan melemah, hal yang harus dilakukan pemerintah agar rupiah segera membaik adalah meningkatkan kembali permintaan ekspor dunia.

Jika permintaan ekspor semakin anjlok, maka neraca perdagangan pun akan semakin buruk.

4. Impor Barang yang Semakin Tinggi

Di kala merosotnya permintaan ekspor barang, berbanding terbalik dengan meningkatnya permintaan impor barang-barang luar negeri. Ini adalah kesalahan masyarakat sendiri yang lebih percaya dengan barang-barang luar negeri di banding produk dalam negeri sendiri.

Padahal jika kita memahaminya barang dalam negeri tak kalah baik kualitas nya dengan barang luar negeri, apalagi tak banyak para produsen luar negeri membuat barang-barang nya menggunakan bahan baku dari Indonesia.

Bila impor terus meningkat maka kondisi perekonomian akan melemah dan nilai tukar rupiah terus merosot. Jika hal ini terjadi, maka masyarakat seringkali mengeluh dan menyalahkan pemerintah karena kondisi keuangan di Indonesia mengalami guncangan namun mereka tetap mengonsumsi barang buatan luar negeri.

Bahkan menurut penelitian, konsumsi inpor barang buatan luar negeri semakin meningkat selama enam tahun belakangan ini dan membuat neraca keuangan dalam negeri terus tertekan.

Â