Sukses

Informasi Awal

  • PengertianFenomena solstis matahari terjadi dua hari dalam satu tahun, yakni satu hari pada bulan Juni, dan satu hari di bulan Desember. Demikian seperti dikutip dari The Franklin Institute. Solstis disebut juga sebagai titik balik matahari. Itu adalah peristiwa di mana salah satu kutub di bumi mendapatkan sinar matahari dengan intensitas maksimum.

    Fenomena Solstis

    Secara astronomis, bumi mengalami perubahan selama empat hari dalam satu tahun. Dua hari di antaranya disebut sebagai fenomena solstis, dan dua hari lainnya disebut fenomena ekuinoks.

    Solstis terjadi dua kali dalam setahun, yakni sehari pada bulan Juni dan sehari pada bulan Desember. Pada bulan Desember, belahan Bumi bagian selatan terpapar sinar matahari dengan intensitas maksimum.

    Saat fenomena solstis Desember terjadi, kita yang berada di sebelah selatan ekuator akan merasakan tingkat terpanas dari sinar matahari yang pernah kita rasakan dalam setahun. Fenomena Solstis terjadi dua kali dalam setahun, yang pertama adalah solstis Juni, dan yang kedua adalah solstis Desember.

    Solstis Terjadi

    Seperti dikutip dari National Geographic Education, Fenomena Solstis Juni terjadi sekitar tanggal 20-22 Juni. Sedangkan solstis Desember terjadi sekitar tanggal 20-23 Desember. Solstis terjadi akibat dari kemiringan sumbu Bumi sebesar 23,5° saat mengorbit matahari.

    Dikutip dari Earthsky, Bumi tidak berotasi pada sumbu yang tegak. Bumi berotasi pada sumbu yang memiliki kemiringan 23,5°. Kemiringan inilah yang membuat belahan Bumi bagian utara dan selatan secara bergantian menerima intensitas sinar matahari besar.

    Misalnya, ketika belahan bumi bagian utara mengalami musim dingin, makan bumi bagian selatan mengalami musim panas, inilah yang terjadi setiap bulan Desember. Hal tersebut terjadi karena Itu karena Belahan Bumi Utara bersandar paling jauh dari matahari selama setahun di sekitar waktu ini.

    Solstis Desember

    Fenomena Solstis Desember adalah fenomena di mana posisi belahan Bumi Selatan mendapatkan intensitas sinar matahari yang lebih banyak dibandingkan belahan Bumi Selatan. Saat Solstis Desember terjadi, belahan Bumi Utara mengalami musim dingin, sedangkan belahan Bumi Selatan mengalami musim panas. Di samping itu, belahan Bumi Selatan juga akan mengalami siang hari yang lebih lama hingga lebih dari 12 jam.

    Sementara itu, semua lokasi di utara khatulistiwa mengalami siang hari yang lebih pendek, yakni kurang dari 12 jam. Bagi orang yang tinggal di belahan Bumi Utara akan selalu mengalami siang hari yang lebih pendek setiap terjadi fenomena solstis. Setelah fenomena solstis Desember, siang akan semakin panjang, dan malam akan semakin pendek. Solstis Desember terjadi antara 20-23 Desember.

    Solstis Juni

    Fenomena Solstis Juni adalah fenomena di mana posisi belahan Bumi Utara mendapatkan intensitas sinar matahari yang lebih banyak daripada belahan Bumi Selatan. Jika dilihat dari Bumi, matahari tampak seperti berada di bagian Bumi paling utara ketika terjadi solstis Juni.

    Saat Solstis Juni terjadi, belahan Bumi Selatan mengalami musim dingin, sedangkan belahan Bumi Utara mengalami musim panas. Di samping itu, belahan Bumi Utara juga akan mengalami siang hari yang lebih lama hingga lebih dari 12 jam. Solstis Desember terjadi antara 20-22 Juni.

    Dampak Solstis Matahari

    Fenomena Solstis Matahari, baik yang terjadi pada bulan Juni dan Desember berpengaruh pada peningkatan suhu di satu belahan Bumi. Di samping itu, solstis Matahari juga memengaruhi panjangnya durasi siang hari dan malam hari.

    Namun siapa yang menyangka jika fenomena Solstis Matahari ini juga memengaruhi manusia. Berikut adalah sejumlah dampak yang diakibatkan oleh fenomena solstis Matahari pada manusia:

    1. Produksi Serotonin Menurun
    2. Memengaruhi Pola Tidur
    3. Sakit Kepala
    4. Tingkatkan Risiko Komplikasi Jantung
    5. Hasrat Seksual Menurun
    6. Kreativitas Meningkat