Sukses

Informasi Umum

  • TentangPertemuan Finance Track ini membahas tentang keuangan hingga ekonomi di dunia. Di dalam pembahasan tersebut dihadiri oleh menteri keuangan serta gubernur bank sentral dari masing-masing negara anggota.

    Working Group

    1. Framework Working Group (FWG)

    Di dalam kelompok kerja ini memantau evolusi prospek ekonomi global sekaligus mengoordinasikan kebijakan yang bertujuan mendukung pertumbuhan yang kuat, berkelanjutan, seimbang, dan inklusif.

    Pasca pandemi, tujuan utama FWG adalah untuk mengajukan usulan kebijakan ekonomi dalam rangka menopang pemulihan global.

     

    2. International Financial Architecture Working Group (IFAWG)

    Sementara kelompok kerja ini bekerja untuk meningkatkan stabilitas dan kohesi sistem keuangan internasional.

    Adapun tantangan yang dibahas adalah terkait keberlanjutan dan transparansi utang; penguatan jaring pengaman keuangan global; arus modal yang bergejolak; pembiayaan pembangunan di negara berpenghasilan rendah; koordinasi antarlembaga keuangan internasional, termasuk bank pembangunan multilateral.

     

    3. Infrastructure Working Group (IWG)

    Adapun mengenai kelompok kerja ini yaitu untuk memberikan saran tentang kebijakan untuk meningkatkan persiapan, pembiayaan dan pengelolaan investasi infrastruktur yang berkualitas untuk mengamankan penyediaan layanan infrastruktur dasar yang inklusif, berkelanjutan dan tangguh.

    Selain itu, IWG juga bertujuan untuk mengatasi kesenjangan dalam investasi infrastruktur, termasuk mempromosikannya sebagai kelas aset untuk merangsang keterlibatan sektor swasta.

     

    4. Sustainable Finance Working Group (SFWG)

    Terdapat pula kelompok kerja yang bertujuan memobilisasi keuangan berkelanjutan sebagai cara memastikan pertumbuhan dan stabilitas global serta medorong transisi menuju masyarakat dan ekonomi yang lebih hijau, tangguh, dan inklusif yaitu SFWG ini.

    Perlu diketahui, SFWG bertugas untuk mengidentifikasi hambatan institusional dan pasar terhadap keuangan berkelanjutan dan mengembangkan opsi untuk mengatasinya.

     

    5. Global Partnership for Financial Inclusion (GPFI)

    Sedangkan GPFI, kelompok kerja ini dibentuk untuk memajukan inklusi keuangan secara global sebagai sarana untuk meningkatkan kesejahteraan dan mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan dan inklusif. Kegiatannya berfokus meningkatkan akses dan penggunaan layanan keuangan formal yang bertanggung jawab – juga melalui sarana digital – untuk rumah tangga dan bisnis.

     

    6. Standard Setting Bodies Terkait

    Terkahir mengenai Standar Setting Bodies terkait, ini di luar WG. Mengingat G20 bekerja erat dengan berbagai lembaga penyusun standar (standard setting bodies), antara lain Financial Stability Board (FSB) yang pembentukannya diinisiasi oleh G20, dan Financial Action Task Force (FATF).

    Sebagai informasi, beberapa contoh bentuk kerja sama meliputi pengaturan dan pengawasan terkait anti pencucian uang dan pendanaan terorisme (FATF) serta road map pembayaran lintas batas negara (FSB).

     

    Ada 3 Pilar Utama

    Seiring hal tersebut, Indonesia pun telah menyiapkan tiga pilar utama yang menjadi dasar penyusunan agenda untuk KTT G20 pada 2022.

    Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Jasa Keuangan dan Pasar Modal Suminto menyampaikan, ketiga pilar tersebut akan menjadi dasar agenda diskusi, baik dalam lingkup finance track maupun sherpa track.

    Ketiga pilar tersebut, kata Suminto, “Pertama adalah meningkatkan produktivitas, kedua meningkatkan daya tahan dan stabilitas ekonomi dan keuangan, dan ketiga adalah mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan," jelasnya kepada Liputan6.com.

    Selain itu, salah satu pertemuan dalam G20 adalah Finance Track. Di dalamnya ada agenda untuk mengkoordinasikan kebijakan ekonomi dan keuangan global dalam memandu pemulihan ekonomi.

    Adapun agenda kedua, yaitu mengatasi dampak scarring effect atau efek luka dari pandemi terhadap perekonomian. Sementara agenda yang ketiga, terkait sustainable finance yang akan membahas isu-isu soal iklim dan pembiayaan berkelanjutan.