Informasi Umum
- PengertianFortune Global 500 adalah 500 urutan perusahaan teratas yang diukur berdasarkan pendapatan tahunan perusahaan. Data itu dikeluarkan oleh sebuah majalah bisnis global bernama Fortune.
10 Perusahaan Jawara Dunia dalam Daftar Fortune Global 500 di 2021
Melansir dari Fortune, berikut adalah 10 daftar perusahaan terbaik di dunia, seperti dikutip Selasa (3/8/2021):
1. Walmart
Walmart kembali menduduki peringkat pertama selama delapan tahun berturut-turut. Pendapatan perusahaan pada tahun ini tercatat sebesar USD 559,1 miliar.
Walmart kembali berkembang pesat dengan berfokus pada strategi online. Alasannya karena ada banyak investor dan pengecer lainnya yang mengandalkan Walmart sebagai pemasok makanan. Melalui kondisi pandemi COVID-19, perusahaan masih bisa tetap mendapat keuntungan.
2. State Grid
State Grid Corporation of China (SGCC) menjadi perusahaan listrik terbesar di dunia. Pendapatan yang tercatat adalah sebanyak USD 386,6 miliar. Perusahaan ini menyediakan transmisi daya, jaringan listrik, manajemen sistem tenaga dan layanan lainnya di seluruh wilayah China.
Melalui jaringan perusahaan yang dimiliki sekarang, tidak heran apabila perusahaan listrik ini mampu berada di peringkat dua yang sebelumnya menduduki peringkat 3 pada 2020.
3. Amazon
Perusahaan e-commerce dari Amerika Serikat yang menjadi salah satu kompetitor Walmart memiliki pendapatan sebesar USD 386,06 triliun. Peringkat yang tercatat mengalami penurunan yang mana pada tahun lalu, Amazon mampu menduduki peringkat kedua dengan lonjakan pendapatan sebesar 37,6 persen.
Ketika pandemi, orang berbondong-bondong untuk melakukan aktivitas secara online dan secara tidak langsung mengakses Walmart dan Amazon. Alasan tersebut yang membuat pendapatan kedua perusahaan melonjak, meskipun di tengah wabah pandemi COVID-19.
4. China National Petroleum
Peringkat keempat kembali diberikan oleh perusahaan minyak nasional di China. Perusahaan ini menerima pendapatan sebesar USD 283,9 miliar. China National Petroleum telah menjadi produsen minyak dan gas terbesar dalam industri minyak global.
Tak hanya itu, perusahaan juga telah bermitra dengan perusahaan yang kaya akan minyak seperti Irak dan Qatar, kedua negara yang juga meningkatkan produksi minyak dan gas dalam negeri.
5. Sinopec Group
Pertumbuhan ekonomi yang begitu pesat di China membuat daftar Fortune 500 kali ini didominasi oleh perusahaan China sebanyak dua pertiga dari daftar global. Pendapatan yang diterima perusahaan adalah sebanyak USD 283,7 miliar.
Raksasa minyak dan kimia milik China sedang mencoba melihat ke masa depan dengan merencanakan negara bebas karbon.
Oleh karena itu, peralihan yang akan dilakukan adalah lebih berfokus pada produksi hidrogen. Selain itu, target yang akan dicapai 2025 adalah membangun seribu stasiun pengisian bahan bakar hidrogen di seluruh negeri dalam waktu bersamaan.
6. Apple
Apple, menduduki peringkat keenam dalam kategori pendapatan sebanyak USD 274,5 miliar, tetapi menduduki peringkat pertama untuk jumlah laba yang diterima yaitu USD 57,4 miliar.
Apple untuk saat ini menjadi perusahaan teknologi paling menguntungkan di dunia. Pandemi yang terjadi menjadi tantangan bagi Apple untuk menjadikannya sebagai batu loncatan.
CEO Apple Tim Cook mengatakan bahwa konsumennya dari seluruh dunia yang dirumahkan meningkatkan penjualan produk hingga membuat Apple berada di peringkat keenam. “Ini adalah rekor sepanjang masa,” jelasnya.
7. CVS Health
Tenaga kesehatan yang menjadi garda terdepan selama pandemi COVID-19 berlangsung masuk dalam peringkat 10 besar perusahaan dengan pendapatan terbesar di dunia. CVS Health mendapatkan pendapatan sebesar USD 268,7 miliar dengan jumlah laba USD 7,17 miliar.
Sejak 2020, pendapatan perusahaan mulai berkembang pesat menjadi 12 miliar dolar AS dibandingkan tahun sebelumnya. Kemudian, pada kuartal pertama 2021, perusahaan sudah terintegrasi penuh dengan perusahaan asuransi kesehatan Aetna setelah melakukan akuisisi sebesar 69 miliar dolar AS.
CEO CVS Health Karen Lynch, yang resmi menjabat pada Februari 2021, mengatakan kepada Fortune bahwa jutaan pelanggan baru akan terlibat dengan CVS Health untuk pertama kalinya melalui pengujian dan administrasi vaksin.
8. UnitedHealth Group
Perusahaan asuransi kesehatan di Minnesota naik dua peringkat selama masa-masa pandemi. Meskipun fenomena PHK merebak di seluruh perusahaan dunia, pertumbuhan pendapatan perusahaan juga naik sebesar 6,2 persen.
Pendapatan yang tercatat adalah sebanyak USD 257,1 miliar. Meningkatnya jumlah pendaftar diakibatkan karena kinerja yang gigih oleh perusahaan.
Sementara itu, United Health sudah menutupi biaya pasien COVID-19 dengan meraup keuntungan yang melonjak sebesar 11,3 persen.
9. Toyota Motor
Toyota Motor, menduduki peringkat pertama sebagai perusahaan transportasi di Jepang, Pendapatan yang diterima mencapai USD 256,7 miliar. Inovasi yang sedang direncanakan sampai saat ini adalah mendorong mobil dengan bahan bakar hidrogen seperti mirai.
Akan ada kemungkinan bahwa investor menyambut baik inovasi tersebut. Mengingat, solusi hidrogen Toyota sempat gagal digunakan di luar Jepang.
Untuk Maret 2021, Fortune menuliskan bahwa Toyota diperkirakan naik sebanyak 14 persen dalam laba operasinya dan pendapatan yang terima akan mendekati rekor baru.
10. Volkswagen
Perusahaan transportasi kedua dari Jerman yang masuk sepuluh besar Fortune 500. Pendapatan yang diterima menurut Fortune adalah sebanyak USD 253,9 miliar dengan laba sebesar USD 10,1 miliar.
Pada 2020, Volkswagen meluncurkan platform MEB (Modular Electric Toolkit), sebuah teknologi yang dikembangkan untuk kendaraan listrik. Namun, ada masalah yang terjadi dalam sistem sehingga mendapat kritik dari penggemar Tesla.
Menanggapi hal tersebut, CEO Volkswagen Herbert Diess mengatakan akan meluncurkan strategi baru yang berbasis perangkat lunak dan perangkat keras. Meskipun masih ada batasan-batasan, Diess berhadap tidak ada kompetitor yang akan menyaingi skala ekonomi ini.
Pertamina Masuk Daftar Fortune Global 500
PT Pertamina (Persero) kembali mencatatkan namanya dalam daftar Fortune Global 500 tahun 2021. Pada tahun ini, Pertamina menjadi satu-satunya perusahaan Indonesia yang masuk dalam daftar tersebut.
Pertamina berada diposisi 287 dengan mencatatkan nilai revenue perusahaan sebesar USD 41,47 miliar pada tahun buku 2020.
Atas capaian tersebut, Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati pun mengucapkan terima kasih kepada seluruh stakeholder karena menurutnya hal ini tidak lepas dari dukungan positif berbagai pihak, baik Direksi, Dewan Komisaris dan seluruh pekerja Pertamina Group, serta pemegang saham, pemerintah, masyarakat dan juga stakeholder lainnya.
"Hal ini juga merupakan pengakuan dunia internasional bahwa Pertamina sejajar dengan worldclass company lainnya," ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (3/8/2021).
Nicke mengatakan dalam tantangan pandemi sejak tahun lalu, Pertamina mengalami triple shocksehingga mengalami penurunan pendapatan secara signifikan. Namun dengan inovasi danterobosan bisnis yang dilakukan di seluruh lini bisnis serta transformasi organisasi yang tengahdijalankan, Pertamina mampu meningkatkan pendapatan perusahaan hingga USD 41,47 miliar dan mencetak laba USD 1,05 miliar pada tahun 2020.
Sebagai BUMN, Pertamina juga konsisten memastikan penyediaan energi untuk negeri melaluiberbagai program, di antaranya BBM Satu Harga, Konversi BBM ke BBG untuk Nelayan dan Petani, pembangunan Jaringan Transmisi dan Distribusi Gas Bumi, serta Infrastruktur Hilir lainnya.
Melalui pencapaian kinerja operasional dan keuangan Pertamina, total pendapatan Pemerintahpada tahun 2020 yang dikontribusi dari Pertamina hampir mencapai Rp 200 Triliun, yaitu setoran Pajak, Deviden, dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) senilai Rp 126,7 triliun serta penerimaan negara dari Minyak Mentah dan Kondensat Bagian Negara (MMKBN) dariblok-blok migas Pertamina sebesar Rp 73,1 Triliun.
Dengan ekosistem energi yang terus berjalan dari hulu ke hilir, Pertamina menjaga keberlangsungan hidup 1,2 Juta tenaga kerja langsung, serta multiplier effect terhadap sekitar 20 juta tenaga kerja secara tidak langsung. Dukungan Pertamina kepada masyarakat luas untukpemulihan pandemi juga terus dirasakan.
Mulai dari pembangunan beberapa rumah sakit covid-19, bantuan transportasi untuk distribusi oksigen, hingga perhatian Pertamina kepada lebih dari13.000 UMKM terdampak pandemi untuk dapat bertahan bahkan naik kelas.
“Tantangan pandemi COVID-19 tidak ringan. Selain memantapkan langkah untuk dapatmencapai target nilai pasar USD 100 miliar pada 2024 mendatang, seluruh jajaran manajemen danpekerja tetap fokus memberikan pelayanan kepada masyarakat. Kami optimis akan terus tumbuh dan terus memberikan manfaat seluas-luasnya untuk masyarakat dan negara,” ucap Nicke.